LONDON, KOMPAS.com - Tercatat, lebih dari seribu orang Amerika meninggal di tangan polisi setiap tahunnya.
Setelah video kematian George Floyd akibat lehernya ditindih lutut seorang polisi menjadi viral di media sosial, protes pertama meletus di Minneapolis, kemudian di penjuru Amerika dan beberapa kota di dunia.
Sebuah penghitungan yang dilakukan The Economist terhadap 450.000 unggahan di Twitter dan Instagram menunjukkan bahwa nama Floyd telah diakses secara daring di seluruh dunia, dari Kolombia sampai Indonesia, sejak 29 Mei 2020 kemarin.
Baca juga: Biden: Saya Pikir George Floyd Memang Akan Mengubah Dunia
George Floyd’s name has been invoked online in at least 140 countries across the world, from Colombia to Indonesia, since May 29th https://t.co/CbShbHnJZa
— The Economist Data Team (@ECONdailycharts) June 10, 2020
Dukungan luas yang nyata dari pergerakan protes mungkin lebih besar dari angka-angka yang diakses itu.
Bahkan untuk negara yang menutup media sosial Barat seperti China pun, pengguna media sosialnya mengekspresikan kemarahan mereka menggunakan tagar #georgefloyd.
Dilansir The Guardian, saudara laki-laki Floyd, Rodney dalam upacara permakaman Floyd di Houston, Texas mengatakan, "Setiap orang di dunia akan mengingatnya (Floyd). Dia memang akan mengubah dunia."
Baca juga: Ribuan Orang Antre di Pemakaman George Floyd: Dia Berkorban bagi Dunia
Berbagai kalangan ikut memperingati permakaman Floyd. Bursa Efek di New York berhenti sejenak selama 8 menit 46 detik, durasi ketika polisi Derek Chauvin menindih leher Floyd dengan lututnya.
Pendeta Al Sharpton dalam pidato pujiannya terhadap Floyd mengatakan, "Nyawa George tidak akan berarti sampai seseorang yang merenggutnya bertanggung jawab."
Dia juga membahas soal protes massa yang ada di penjuru dunia, "Dari seluruh dunia, aku menyaksikan cucu dari tuan budak sedang menumbangkan patung-patung tuan budak."
Baca juga: Demo George Floyd di Inggris, Patung Edward Colston Dirobohkan, Siapakah Dia?
Ucapannya itu merujuk pada penumbangan beberapa patung seperti patung pedagang budak Edward Colston di Bristol, Inggris.
Di London patung tokoh tuan budak Robert Milligan di luar Museum of London Docklands telah diganti oleh pihak berwenang. Di saat yang sama, kampanye untuk menumbangkan patung Cecil Rhode di Oxford digalakan kembali.
Semua patung di Dewan Buruh di penjuru Inggris dan Wales, termasuk di London akan diperiksa keterkaitannya dengan sejarah perbudakan dan perkebunan di era kolonial.
Baca juga: Demo Besar di Inggris, Patung Edward Colston Dibuang ke Sungai, Apa Sebabnya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.