BRISTOL, KOMPAS.com - Sebuah nisan di makam pria Afrika korban perbudakan abad 18, dirusak massa demo rasisme di Bristol, Inggris.
Warga kemudian menggalang dana untuk memperbaiki batu nisan di makam Scipio Africanus itu, yang luluh-lantak dan ada pesan tertulis di dekatnya.
Kepolisian setempat tengah menyelidiki serangan terhadap nisan itu, yang diperkirakan terjadi pada Selasa (16/6/2020) atau Rabu (17/6/2020).
Baca juga: PM Inggris Sebut Protes Anti Rasisme di Inggris Dibajak Ekstremis
Pada Jumat (19/6/2020), penggalangan dana melalui situs JustGiving yang menargetkan dana sekitar 1.000 poundsterling (Rp 17 juta) untuk memperbaiki nisan itu.
Dana kemudian berhasil terkumpul lebih dari 3.400 poundsterling (Rp 59 juta), demikian yang diwartakan BBC Indonesia.
Arkeolog Richard Osgood si penggalang dana mengatakan, dia ingin "memastikan nisan itu diperbaiki".
"Apa pun pilihan politik seseorang, tindakan perusakan kuburan, tempat peristirahatan terakhir bagi orang yang tidak bersalah, sangatlah menjijikkan," ujarnya.
"Tolong, mari kita tunjukkan sisi kemanusiaan kita dan kebaikan masyarakat di negara ini."
Baca juga: Wanita Kulit Hitam Ini Minta Kamus Merriam-Webster AS Ubah Definisi Rasisme
Batu nisan di kuburan Scipo Africanus terdaftar sebagai salah satu bangunan cagar budaya yang harus dilindungi.
Dia meninggal dunia di usia 18 tahun pada 1720, dan dimakamkan di halaman gereja St Mary di Henbury, Bristol.
Para sejarawan meyakini Scipio Africanus kemungkinan lahir dari keluarga Earl of Suffolk ke-7, Charles Howard, dan merupakan anak seorang perempuan Afrika yang dijadikan budak, demikian laporan Local Democracy Reporting Service.
Dia dinamai oleh "pemiliknya" berdasarkan sosok jenderal Romawi terkenal, Publius Cornelius Scipio Africanus.
Pesan tertulis - yang menggunakan kapur tulis - menyerukan agar patung pedagang budak, Edward Colston, yang dirobohkan saat aksi protes Black Lives Matter, dikembalikan.
Patung itu telah dibuang di perairan di pelabuhan Bristol saat protes anti-rasisme awal bulan ini.
Baca juga: Patung Edward Colston Dirobohkan, Pendapat Warga Inggris Terbelah
Dalam perkembangannya, patung itu kemudian diselamatkan dari dasar laut dan diharapkan dapat ditampilkan di museum setempat, disertai berbagai poster selama protes itu.
Selama unjuk rasa antirasisme, sebagian demonstran menyerukan agar patung dan monumen yang mengenang sosok tokoh kontroversial di Inggris agar diturunkan atau diubah.
Salah-satu di antaranya adalah patung Cecil Rhodes, di kompleks kampus Oxford. Sebanyak 26 anggota dewan menuntut patung yang disebut sebagai imperialis "Cecil Rhodes" diturunkan dari kawasan kampus Oxford.
Pekan lalu, patung Robert Milligan, seorang pedagang budak sekaligus pengusaha kebun gula di Inggris, diturunkan dari halaman Museum London Docklands.
Ini adalah patung kedua yang diturunkan di Inggris, setelah pengunjuk rasa anti-rasisme di Bristol menumbangkan patung Edward Colston, seorang tokoh kontroversial sekaligus pedagang budak.
Baca juga: Demo George Floyd di Inggris, Patung Edward Colston Dirobohkan, Siapakah Dia?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.