Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Perbatasan Tewaskan Puluhan Tentara, China dan India Saling Tuding

Kompas.com - 17/06/2020, 16:18 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber BBC

Meski begitu, China yang tidak mengonfirmasi jumlah korban menuduh India telah menyeberangi perbatasan ke pihak China.

Ada pun Perdana Menteri India Narendra Modi belum secara terbuka membahas masalah ini, sesuatu yang disindir oleh Rahul Gandhi, mantan pemimpin partai oposisi Kongres Nasional India.

Menteri Pertahanan India Rajnath Singh dalam kicauannya di Twitter pada Rabu (17/6/2020) menulis,

"Hilangnya tentara di Galwan sangat mengganggu dan menyakitkan. Tentara kami menunjukkan keberanian yang patut dicontoh dalam menjalankan tugas dan mengorbankan hidup mereka dalam tradisi tertinggi Angkatan Darat India."

Baca juga: Soal Tentara Adu Jotos di Perbatasan sampai Tewas, China Salahkan India

Mengapa bentrokan itu sangat mematikan?

Pertempuran di perbatasan di Ladakh baru-baru ini adalah yang terburuk dalam hampir separuh abad.

Ini bukan pertama kalinya kedua negara nuklir yang bertetangga itu bertempur tanpa senjata api konvensional di perbatasan.

India dan China memiliki sejarah sengketa dan klaim teritorial yang tumpang tindih sepanjang lebih dari 3.440 kilometer, Line of Actual Control (LAC) yang ditarik dengan buruk memisahkan kedua negara itu.

Patroli perbatasan sering bertabrakan satu sama lain, menghasilkan perkelahian antar kedua belah pihak sesekali.

Tapi tidak ada peluru yang ditembakkan dalam empat dekade ini.

Akar dari gencatan senjata itu ada pada perjanjian bilateral 1996 yang mengatakan "tidak ada pihak yang akan menembak, melakukan operasi ledakan atau berburu dengan senjata atau bahan peledak dalam jarak dua kilometer dari LAC".

Meski begitu, kedua negara mengirimkan patroli yang sering terlibat dalam pertikaian fisik.

Bulan lalu puluhan tentara India dan China saling baku hantam dalam bentrokan di perbatasan bersama di negara bagian Sikkim.

Dari insiden itu, 7 tentara China dan 4 tentara India terluka.

Ketika keadaan menjadi lebih buruk, kedua belah pihak akhirnya berkelahi dengan senjata darurat.

Vipin Narang, profesor studi keamanan di Massachusetts Institute of Technology mengatakan cara pembunuhan menggunakan senjata darurat itu merupakan cara lama abad pertengahan dan menyebabkan luka parah.

Baca juga: Bentrok dengan Militer China, 20 Tentara India Tewas

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com