Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Bulan Lockdown Virus Corona, Bobot Pria Ini Naik 100 Kg

Kompas.com - 17/06/2020, 15:16 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WUHAN, KOMPAS.com - Seorang pria di Wuhan, China, jadi sorotan setelah bobotnya naik hingga 100 kg selama lima bulan lockdown karena virus corona.

Lelaki yang hanya disebut bermarga Zhou itu disebut sudah tidak fit ketika wabah mulai menyebar di ibu kota Provinsi Hubei itu.

Meski begitu, pria 26 tahun itu berusaha mempertahankan berat badan, di mana dia juga disibukkan dengan bekerja di kafe dan menjalani gaya hidup normal.

Baca juga: Bocah Obesitas Arya Permana Turunkan Bobot 109 Kg, Ade Rai: Agar Jadi Pelajaran

Namun, semua berubah ketika lockdown untuk menangkal virus corona secara resmi diterapkan. Zhou disebut lebih banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan.

Akibatnya seperti diberitakan Oddity Central Selasa (16/6/2020), bobotnya mulai meningkat karena tak mampu membuang kalori.

Dalma lima bulan, berat badannya menjadi 616 pound (280 kg). Artinya, dia naik lebih dari 200 pound, atau 100 kg, selama karantina.

Kasusnya muncul ke publik pekan lalu, dan diungkapkan oleh dokter yang merawatnya di Rumah Sakit University Cemtral South Wuhan pada 1 Juni.

Kepada tim medis, Zhou mengungkapkan bobot dia yang bertambah membuatnya tidak bisa tidur dengan nyaman, sehingga butuh pertolongan.

"Dokter, saya bahkan tidak bisa tidur selama 48 jam. Bisakah Anda membantu saya?" tanyanya kepada Dr Li Zhen, Wakil Direktur Pusat Bedah Metabolik dan Obesitas.

Dia mengaku sudah menghubungi sejumlah dokter. Namun, mereka semuanya menolaknya dikarenakan bobot Zhen yang terlampau besar tersebut.

Baca juga: Gen Kurus Ditemukan, Potensi Terapi Baru Atasi Obesitas di Masa Depan

Setelah tim paramedis bersusah payah mengangkatnya dari rumah ke ambulans, dia segera dilarikan ke bagian unit gawat darurat.

Di sana, tim dokter mendiagnosanya mengalami sejumlah kondisi medis seperti gagal jantung dan masalah di bagian pernapasan.

Masalah makin pelik karena berat badannya, dokter tidak mampu melakukan tes seperti tekanan darah maupun tes EEG di otak.

Selama 10 hari, tim medis berusaha untuk membuatnya stabil. Akhirnya pada 11 Juni, kondiisnya dinyatakan sudah keluar dari masa darurat.

Dr Li Zhen menerangkan, kenaikan signifikan Zhen tidak hanya karena faktor genetik. Namun juga kelainan endoktrin yang diperparah diriya yang tak banyak bergerak.

Dia dan timnya berharap pasien bisa turun setidaknya 22 kg, sehingga mereka bisa melakukan bypass lambung atau operasi mengurangi lemak di perut.

"Saya sangat berharap dengan diet dan metode lain, bobot dia bisa berkurang hingga 22 kg, sehingga risiko operasi bisa dikurangi," jelas Li.

Baca juga: Jalankan New Normal, Guru Obesitas Disarankan Kerja dari Rumah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com