Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Perbatasan Tewaskan Puluhan Tentara, China dan India Saling Tuding

Kompas.com - 17/06/2020, 16:18 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber BBC

Seberapa menegangkan area ini?

LAC dibatasi dengan buruk. Adanya sungai, danau dan kepingan salju mengindikasikan garis batas dapat bergeser.

Kedua belah pihak tentara yang mewakili negara mereka saling bertatap muka di banyak titik.

Pada 1975, penembakan terakhir terjadi di perbatasan ketika 4 tentara India terbunuh di sebuah jalan terpencil di negara bagian Arunachal Pradesh di Timur Laut.

Tetapi ada konfrontasi yang tegang di sepanjang perbatasan dalam beberapa pekan terakhir. India menuduh China mengirim ribuan tentara ke Lembah Galwan di Ladakh dan mengatakan China telah menempati 38.000 kilometer persegi wilayahnya.

Beberapa upaya pembicaraan dalam tiga dekade terakhir telah gagal menyelesaikan perselisihan perbatasan itu.

Kedua negara telah berperang hanya satu kali sejauh ini pada 1962, ketika India menderita kekalahan memalukan.

Ada alasan mengapa ketegangan meningkat lagi sekarang, dengan tujuan strategis persaingan mendasarinya dan kedua belah pihak saling menyalahkan.

Baca juga: Lebih dari 40 Tentara China Jadi Korban dalam Konflik Perbatasan dengan India

India telah membangun sebuah jalan baru di tempat yang mana para ahli katakan sebagai daerah paling terpencil dan rentan di sepanjang LAC di Ladakh.

Dan keputusan India untuk meningkatkan infrastruktur tampaknya membuat Beijing marah.

India juga memperdebatkan bagian dari Kashmir, wilayah Himalaya memiliki keragaman etnis dan mencakup sekitar 140.000 kilometer persegi dengan Pakistan.

Terkait bentrokan antara China dan India baru-baru ini, PBB mendesak kedua pihak "untuk menahan diri secara maksimal".

"Kami mencatat laporan positif bahwa kedua negara telah sepakat untuk tidak memperparah situasi," kata Juru bicara PBB, Eri Kaneko.

Seorang Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, sementara itu, mengatakan pihaknya "memantau dengan seksama" akan situasi dan bahwa AS mendukung resolusi damai atas permasalahan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com