Ameneh berusaha memperjuangkan Qisas yang setimpal itu namun rupanya memicu amarah dalam negeri terutama dari pihak aktivis perlindungan HAM.
Baca juga: Unggah Foto Berciuman di Atap, Atlet Parkour Iran Ditangkap
Meski begitu Ameneh dan keluarganya akhirnya diizinkan meneteskan cairan keras ke mata Majid yang satunya namun hal itu jadi menghebohkan dunia dan hukuman itu ditunda.
Pada Juli 2011, Ameneh dan keluarganya pergi ke rumah sakit Pengadilan Teheran di mana Majid dijadwalkan akan dibuat tidak sadar sebelum diteteskan cairan keras ke matanya.
"Dia terus memaki saya ketika mereka menyiapkannya di tempat tidur," katanya. "Tidak ada kata penyesalan, tidak ada yang menunjukkan bahwa dia menyesal."
Karena buta, Ameneh tidak bisa melakukan hukuman itu dengan tangannya sendiri, tetapi adik laki-lakinya setuju untuk melakukannya.
Pada menit terakhir, ketika petugas menghitung mundur, tiba-tiba Ameneh memaafkannya. "Saya tidak bisa melakukannya. Saya tahu saya tidak bisa hidup begini sampai akhir hidup saya," ujar Ameneh, "Saya tahu saya akan menderita jika melakukannya (pembalasan)."
Ameneh juga mengatakan bahwa Majid kaget dan bersimpuh di kaki wanita itu. "Kukatakan, pergi sana! Dan jangan pernah ganggu hidup saya lagi!"
Baca juga: Karantina Abadi Bagi Penyanyi Perempuan Iran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.