Di media sosial Turki, pengguna yang pro pemerintah membandingkan kritik atas intervensi polisi Turki dalam sebuah demonstrasi di negara itu, dengan apa yang sedang terjadi di Amerika, dengan salah satu di antara mereka mengatakan, "AS membayar harga dari dosa-dosa mereka."
Selama gerakan demonstrasi besar terakhir di Turki, yang dipicu oleh rencana pembangunan di Taman Gezi Istanbul pada 2013, para pejabat AS menyuarakan keprihatinan mereka atas laporan pengerahan pasukan polisi yang berlebihan, menyerukan pemerintah Presiden Erdogan untuk menghormati hak untuk berkumpul.
Akan tetapi kritik terhadap AS juga memicu respons dari pengguna media sosial di Turki yang lain, yang menuding Presiden Erdogan dan pendukungnya bermuka dua.
Dalam forum debat daring populer, Eksi Sozluk, seorang pengguna mengingatkan Erdogan bahwa dia adalah presiden dari sebuah negara di mana seorang anak tewas setelah kepalanya dipukul dengan tabung gas air mata, merujuk pada Berkin Elvan yang berusia 13 tahun, yang terbunuh dalam protes pada 2013.
Pengguna lain menunjuk pada standar ganda Turki sendiri yang menjadi vokal tentang rasisme di AS, sementara "tetap diam" terhadap kekerasan di provinsi berpenduduk Kurdi di Turki.
"Para rasis bangsa saya yang menentang rasisme di AS, apa kabar Anda hari ini? Jika kecaman Anda terhadap AS telah berakhir, izinkan saya membawa Anda ke Mardin," kata wartawan Nurcan Baysal, seraya membagikan kuburan massal yang baru saja ditemukan di kota Mardin, di mana jenazah sekitar 40 orang ditemukan.
Baca juga: Hasil Otopsi Nyatakan George Floyd Positif Virus Corona
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.