MINNEAPOLIS, KOMPAS.com - Juragan toko di mana George Floyd membeli rokok sebelum ia tewas mengenaskan, mengatakan tidak mau memanggil polisi lagi.
Menurutnya, ia tidak akan bekerja sama dengan polisi lagi karena "selalu lebih membahayakan ketimbang membantu."
Dilansir dari Daily Mail Selasa (2/6/2020), Mahmoud Abumayyaleh pemilik toko kelontong Cup Foods berkata, dia dan keluarganya "sangat sedih karena menjadi bagian dari tragedi ini."
Pria itu berujar, kejadian tersebut seharusnya "mengajarkan kita semua pelajaran penting berurusan dengan polisi."
Baca juga: Dilarang Berlutut Saat Demo George Floyd, Polisi di Oklahoma Mundur
Floyd tewas di luar toko Cup Foods pada 25 Mei, setelah diduga menggunakan uang kertas palsu senilai 20 dollar AS (Rp 282.000) untuk membeli rokok. Penjaga toko lalu memanggil polisi.
Derek Chauvin, polisi yang menanggapi panggilan itu, kemudian membekuk Floyd menindih lehernya dengan lutut selama hampir 9 menit. Di trotoar itulah nyawa Floyd melayang.
"Tidak ada pembenaran untuk penggunaan kekuatan ceroboh yang ditunjukkan oleh polisi yang membunuh George Floyd," tulis Abumayyaleh di Facebook.
Saat insiden Floyd terjadi, Abumayyaleh tidak ada di toko yang telah dimiliki oleh keluarganya selama 31 tahun itu.
Keponakannya sempat meneriaki polisi saat mereka menindih Floyd, tetapi dia langsung dijauhkan dari TKP.
Baca juga: Dua Polisi Tertembak dan Satu Ditusuk di Leher Saat Demo George Floyd
"Terlepas dari kenyataan bahwa George tidak melawan penangkapan, polisi melanjutkan dan akhirnya mengakhiri hidup Floyd karena dugaan uang palsu," tulisnya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan