RABAT, KOMPAS.com - Bukan dengan shalat Id berjemaah atau pun kumpul bareng keluarga dengan pakaian baru, bertukar kado atau pun makan makanan tradisional.
Dilansir The Associated Press, Muslim Maroko merayakan Idul Fitri, hari raya umat Islam pasca Ramadhan di rumah mereka masing-masing karena adanya aturan lockdown.
Di kota Kasablanka, sebuah kota dengan populasi terpadat di Maroko, pihak satuan tugas kepolisian sangat ketat menjaga aturan perbatasan dan lockdown di sepanjang jalan.
Baca juga: Raja Salman Beri Pesan Idul Fitri di Tengah Virus Corona, Apa Isinya?
Keluarga Yousra Sandabad, adalah satu dari sekian banyak keluarga di kota itu yang merayakan Idul Fitri di rumah saja dan menghubungi sanak keluarga melalui video call.
Keluarga Yousra yang lain tinggal di kota lain di negara itu. Biasanya mereka memang berkumpul bersama saat perayaan Idul Fitri. Namun tahun ini, semua berbeda.
Keluarga itu tidak menerima tamu karena adanya aturan lockdown yang sudah berjalan dua bulan lamanya.
Baca juga: Idul Fitri di AS, WNI Adakan E-Takbiran dan Lebaran Drive-through
Yousra hanya merayakan Idul Fitri bersama orang tuanya, Afifa dan Moustafa. Mereka bahkan hanya sekadar jalan-jalan di atap apartemen mereka untuk melihat pemandangan laut Atlantik dan masjid ikonik Hassan II dari atas sana.
Sekitar 100 kilometer dari tempat mereka, sebuah keluarga di Sale, Ghita Naoui dan kakak perempuannya, Fatima juga merayakan Idul Fitri dengan cara serupa. Mereka tidak pergi ke mana-mana.
Naoui dan Fatima hanya makan bersama anak-anak mereka sambil nonton televisi dan minum teh. Suhail, keponakan laki-laki mereka, seorang produser musik amatir bekerja di depan laptop sementara anak-anak Naoui dan Fatima sibuk di layar gadget masing-masing.
Baca juga: Ucapkan Selamat Idul Fitri, Putin Juga Berpesan untuk Muslim Rusia
Meski hari raya Idul Fitri di Maroko terasa 'hambar' karena aturan lockdown, negara itu mencatat angka infeksi yang jauh lebih kecil dibandingkan negara-negara di Eropa.
Sampai berita ini ditayangkan, sebanyak 7.500 kasus infeksi akibat virus corona terjadi di Maroko dengan angka kematian mencapai 200 jiwa.
Fatima mengatakan tentang perasaannya di hari raya Idul Fitri, "Ini bukanlah perayaan yang kami bayangkan," ujarnya sambil memasak makan siang untuk keluarganya, "Tapi kami berharap hari raya muslim sesudah ini akan menjadi normal seperti sedia kala."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.