Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Disebut Khianati Hong Kong Lewat UU Keamanan Nasional

Kompas.com - 23/05/2020, 15:21 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Reuters

BEIJING, KOMPAS.com - China disebut telah mengkhianati Hong Kong jika mengesahkan UU Keamanan Nasional.

Pernyataan itu dikemukakan oleh Chris Patten, eks gubernur di wilayah bekas jajahan Inggris tersebut.

Beijing akan memberlakukan UU Keamanan Nasional baru di Hong Kong, setelah terjadi demonstrasi pro-demokrasi selama berbulan-bulan pada tahun lalu di sana.

Baca juga: RUU Keamanan Nasional Hong Kong Tuai Kontroversi, Apa Sebabnya?

"Rakyat Hong Kong telah dikhianati oleh China," ujar Patten seperti dikutip oleh surat kabar The Times via Reuters Sabtu (23/5/2020).

Ia menambahkan, Inggris punya tugas "moral, ekonomi, dan hukum" untuk membela Hong Kong.

Patten menyaksikan langsung bendera Inggris diturunkan di Hong Kong, ketika koloni itu dikembalikan ke China pada 1997, usai lebih dari 150 tahun dikuasai Inggris.

Otonomi Hong Kong dibangun berdasarkan prinsip "satu negara dua sistem" yang tertuang dalam Deklarasi Bersama China-Inggris 1984.

Baca juga: Pakar Kesehatan Hong Kong Peringatkan Fase New Normal: Harus Terbiasa Berdampingan dengan Virus Corona

Deklarasi itu ditandatangani oleh Perdana Menteri China Zhao Ziyang dan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher.

Akan tetapi, menurut Patten, rencana China menerapkan UU Keamanan Nasional berisiko melanggar deklarasi tersebut.

Amerika Serikat juga melabeli UU Keamanan Nasional sebagai "peringatan kematian" untuk otonomi Hong Kong.

Baca juga: Wartawan Hong Kong Tolak Laporan soal Penembakan Jurnalis Indonesia Veby Mega Indah

"Apa yang kami lihat adalah kediktatoran baru China," kata Patten.

"Pemerintah Inggris harus menjelaskan bahwa apa yang kita lihat adalah pelanggaran total Deklarasi Bersama."

Pemimpin Hong Kong Carrie Lam telah mengatakan, pemerintahnya akan "bekerja sama sepenuhnya" dengan parlemen China untuk melindungi keamanan nasional, yang katanya tidak akan memengaruhi hak, kebebasan, atau independensi peradilan.

Patten juga mengatakan, negara-negara Barat harus berhenti mengejar janji khayalan tentang emas China.

Baca juga: Es Krim Rasa Gas Air Mata di Hong Kong

"Kita harus berhenti dibodohi bahwa entah bagaimana di akhir semua kowtow (penyembahan) ada pot emas besar yang menanti kita," ujar Patten.

"Kami terus bercanda bahwa kecuali kami melakukan semua yang diinginkan China, kami akan kehilangan peluang perdagangan besar."

Hingga berita ini diunggah, pemerintah Inggris belum menanggapi situasi tersebut.

Baca juga: Pantai Hong Kong Ramai Saat Wabah Corona, Warga: Kami Bosan, Butuh Senang-senang

Juru bicara Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Jumat (22/5/2020) menyatakan, pemerintah sedang memantau situasi.

Kemudian sebagai pihak dalam Deklarasi Bersama, Inggris berkomitmen menegakkan otonomi Hong Kong dan menghormati prinsip "satu negara dua sistem."

Baca juga: Di Tengah Lockdown Virus Corona, 2 Panda di Hong Kong Ini Kawin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com