Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mal Thailand Buka Lagi, Terapkan New Normal dan Diserbu Pengunjung

Kompas.com - 17/05/2020, 19:41 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BANGKOK, KOMPAS.com - Mal-mal elite di Thailand dibuka kembali. Antrean pengunjung terlihat mengular panjang, dengan penerapan new normal di lokasi.

Antrean sangat panjang ini terlihat pada Minggu (17/5/2020). Warga sangat antusias mengunjungi pusat perbelanjaan yang dibuka kembali dalam rangka pelonggaran pembatasan dan menggerakkan perekonomian.

Pantauan dari jurnalis AFP di lokasi menyebutkan, ratusan pengunjung mengenakan masker sambil melewati pemeriksaan suhu, masuk stasiun disinfeksi, dan difoto sebelum diizinkan masuk ke mal mewah di Bangkok.

Baca juga: Begini Cara Crazy Rich Thailand Melewati Lockdown Covid-19

Di distrik perbelanjaan pusat kota, Central World Bangkok memasang poster bertuliskan new normal, sedangkan layar eksterior mal tertulis "Kami buka".

Pembukaan kembali pusat perbelanjaan dilakukan setelah angka infeksi Covid-19 di Thailand melambat dalam beberapa pekan terakhir.

Pada Minggu, pihak berwenang mengumumkan 3 kasus baru virus corona di Thailand, dengan total kasus lebih dari 3.000.

Baca juga: Stres dengan Lockdown Covid-19, Pria di Thailand Lempar Istrinya dari Lantai 7

Salah satu pengunjung bernama Taewich Penpattakul berujar, dia "tidak benar-benar khawatir" tertular Covid-19 karena beban kasus Thailand yang rendah.

"Secara mental, saya merasa lebih baik karena semua mal sekarang dibuka," kata pria 23 tahun itu dikutip dari AFP.

Pengunjung dan penyedia layanan mal Thailand disarankan mematuhi protokol keamanan, yang meliputi batasan jumlah orang di dalam ruangan, dan larangan penjualan minumal beralkohol di restoran. Sementara itu bioskop masih ditutup.

Baca juga: PSK Thailand Saat Lockdown, Terpaksa Ambil Risiko demi Kebutuhan Hidup

Food court yang sangat populer di mal-mal Thailand, langsung diserbu pengunjung dengan cepat.

Terlihat juga ada satu unit robot yang berkeliling memantau suhu badan pengunjung.

Meja-meja dipasangi pembatas plastik untuk menerapkan social distancing, kemudian salah satu restoran menempatkan dinosaurus di seberang tempat duduk pelanggan sebagai tanda tidak boleh ditempati.

Baca juga: Abaikan Lockdown, 22 Orang Lakukan Pesta Seks 48 Jam di Thailand

Pemerintah juga mendesak penjual dan pembeli di mal Thailand untuk check-in di platform digital yang telah disediakan saat memasuki mal. Platform ini akan mengirim pesan jika ditemukan kasus virus corona di toko tertentu.

"Kami harus menunggu beberapa minggu untuk melihat apakah ini ide yang bagus dan mereka (pemerintah) dapat mengendalikan Covid-19," kata Jason Noel (25).

Pusat-pusat perbelanjaan - bersama dengan ruang publik lainnya seperti stadion, gimnasium, dan taman - diperintahkan untuk ditutup pada pertengahan Maret, ketika Thailand memasuki keadaan darurat untuk mengekang penyebaran infeksi.

Baca juga: Virus Corona, Raja Thailand Isolasi Diri di Hotel Mewah Bersama 20 Selir

Namun pengusaha telah mengalami penurunan pendapatan sejak Januari, karena perekonomian Thailand salah satunya bergantung pada wisatawan China.

Negeri "Gajah Putih" pada Sabtu (16/5/2020) memperpanjang larangan penerbangan masuk internasional hingga 30 Juni.

Perekonomiannya diperkirakan berkontraksi lebih dari 6 persen - penurunan paling tajam sejak krisis 1997.

Baca juga: Berbagi Rokok dan Minuman Saat Pesta, 13 Orang di Thailand Terinfeksi Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com