Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump "Tak Mood" Berbicara dengan Presiden China Xi Jinping

Kompas.com - 14/05/2020, 23:06 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan, dia sedang "tidak mood" untuk berbicara dengan Presiden China, Xi Jinping.

Pemimpin dari Partai Republik itu memperingatkan, dia bisa saja memutus hubungan dengan Beijing terkait penanganan mereka atas virus corona.

"Saya punya hubungan baik dengan dia. Tapi, saat ini, saya sedang tidak ingin berbicara dengannya," kata Trump kepada Fox Business.

Baca juga: Trump Sebut Virus Corona sebagai Wabah dari China

Dilansir AFP Kamis (14/5/2020), dia mengaku begitu kecewa dengan China. "Saya bisa mengatakannya dengan jelas saat ini," kata dia.

Saat ditanya bagaimana cara AS bakal melakukan pembalasan, presiden berusia 73 tahun itu tak menjawabnya secara spesifik.

Namun, pemimpin yang juga taipan real estate itu menekankan nada mengancam. "Banyak yang bisa kami lakukan. Kami bisa saja memutus hubungan," paparnya.

Sang presiden ditanya lagi akan seperti apa dampaknya jika berani mengumumkan pemutusan hubungan terhadap negara dengan ekonomi terkuat kedua dunia itu.

"Tentunya Anda akan menghemat 500 miliar dollar AS, sekitar Rp 7.459 triliun, jika memutus keseluruhan hubungan," bebernya.

Tensi di antara dua negara adidaya itu mencuat terkait asal usul virus corona yang sudah membunuh hampir 300.000 orang di seluruh dunia itu.

Selama berpekan-pekan, dia sudah melayangkan tudingan bahwa Beijing sudah menyembunyikan wabah yang pertama terdeteksi di Wuhan itu.

Baca juga: CIA Yakin China Halangi WHO Umumkan Virus Corona sebagai Wabah

Apalagi, sempat muncul laporan bahwa Badan Intelijen Pusat AS (CIA) meyakini Negeri "Panda" menahan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkannya sebagai wabah.

Laporan itu menekankan Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, ditekan secara pribadi oleh Presiden China Xi Jinping.

Yang terakhir, presiden ke-45 AS tersebyt dalam kicauannya di Twitter menyebut virus corona sebagai "Wabah dari China".

Beijing pun dengan tegas membantah tudingan tersebut, menyatakan bahwa mereka sudah mengirim data mengenai asal muasal pandemi kepada WHO.

Dalam wawancara itu, Trump menggandakan kembali serangannya terhadap Negeri "Panda", dan meneknkan seharusnya mereka bisa menahan pandemi tersebut.

"(Wabah) ini berasal dari China. Mereka seharusnya bisa menghentikannya," lanjut presiden yang menjabat sejak Januari 2017 itu.

Baca juga: Papan Iklan di New York Bertuliskan Jam Kematian Trump

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com