Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Serangan Milisi di Rumah Sakit Afghanistan Meningkat Jadi 24 Orang

Kompas.com - 13/05/2020, 20:24 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

KABUL, KOMPAS.com - Korban meninggal akibat serangan keji di bangsal Rumah Sakit Nasional Barchi, Kabul, Afghanistan pada Selasa (12/5/2020) meningkat menjadi 24 orang termasuk para ibu melahirkan, perawat dan dua bayi yang baru lahir.

Dilansir CNN, sekitar pukul 10 pagi waktu setempat, tiga orang bersenjata memasuki Dasht-e-Barchi -100 Beds Hospital atau Rumah Sakit Nasional Barchi di kota Kabul, Afghanistan.

Di rumah sakit itu termasuk ruang atau bangsal bersalin yang dijalankan oleh badan amal medis internasional Médecins sans Frontières (MSF) dan beberapa dari mereka yang bekerja di sana adalah orang asing.

Warga lokal mendengar dua ledakan besar dan rentetan tembakan senjata. Seorang dokter yang melarikan diri selama serangan itu mengatakan pada BBC bahwa sekitar 140 orang berada di rumah sakit ketika orang-orang bersenjata itu menyerang.

Dokter lainnya mengabarkan pada media Perancis AFP bahwa situasinya sangat panik ketika serangannya terjadi.

Baca juga: Milisi Serang Rumah Sakit di Afghanistan, 14 Orang, Termasuk 2 Bayi, Tewas

Ramazan Ali, seorang penjual yang melihat serangan ketika dimulai, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa "Para penyerang menembaki siapa pun di rumah sakit tanpa alasan."

Pasukan khusus Afghanistan menyelamatkan 100 wanita dan anak-anak, termasuk tiga orang asing, kata seorang pejabat kepada BBC.

Ketiga penyerang, yang dilaporkan telah mendapatkan akses berpakaian seperti petugas polisi, semuanya dibunuh oleh petugas kepolisian setelah pertempuran yang berlangsung selama berjam-jam.

Gambar-gambar dari tempat kejadian menunjukkan tentara yang membawa bayi yang baru lahir dibungkus selimut yang berlumuran darah.

Baca juga: Bom Bunuh Diri di Afghanistan Tewaskan 3 Orang, 15 Lainnya Luka-luka

Serangan di Kabul itu memicu kecaman luas. Tidak ada kelompok yang mengklaim telah melakukannya.

Kejadian itu terjadi pasca bom bunuh diri di pemakaman komandan polisi di Nangarhar, yang menewaskan sedikitnya 32 orang.

Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani telah memerintahkan dimulainya kembali operasi ofensif terhadap Taliban dan kelompok lainnya.

Dia menuduh para militan mengabaikan seruan yang berkali-kali disampaikan untuk mengurangi kekerasan di negara itu.

Kelompok Negara Islam (IS) mengatakan bahwa pihaknya berada di balik serangan terhadap pemakaman komandan polisi di Nangarhar, sebuah wilayah di bagian timur negara itu.

Namun, masih belum jelas siapa yang melakukan serangan di rumah sakit Dasht-e-Barchi di Kabul, dan Taliban juga membantah terlibat dalam milisi tersebut.

Baca juga: Taliban Serang 3 Lokasi, 23 Tentara Afghanistan dan 9 Warga Sipil Tewas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com