Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Rudal ISIS Hantam Pangkalan Udara AS di Afghanistan

Kompas.com - 10/04/2020, 07:03 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

KABUL, KOMPAS.com - Sebanyak 5 rudal menghantam pangkalan udara utama Amerika Serikat (AS) di Afghanistan. Serangan itu diklaim oleh ISIS.

Pasukan Afghanistan yang dipimpin NATO mengatakan, penyerangan terjadi pada Kamis (9/4/2020) dan tidak ada korban jiwa.

Serangan itu terjadi beberapa minggu setelah Taliban dan AS menyepakati penarikan pasukan AS sebagai imbalan atas jaminan keselamatan Taliban. ISIS belum termasuk di pakta tersebut.

Baca juga: Saran ISIS untuk Lawan Virus Corona: Cuci Tangan dan Percaya pada Tuhan

"Lima roket ditembakkan di lapangan udara Bagram pagi ini," demikian keterangan dari Resolute Support di Twitter, merujuk pada pangkalan udara utama AS di Afghanistan, utara Kabul.

Mereka juga mengatakan tidak ada korban jiwa di serangan tersebut, menurut keterangan yang dikutip dari New York Times.

Kemudian ISIS dalam sebuah pernyataan di media sosial mengatakan, mereka menargetkan landasan pendaratan helikopter di Bagram.

Baca juga: ISIS Larang Anggotanya ke Eropa untuk Hindari Virus Corona

Seorang juru bicara Taliban mengatakan di Twitter kelompoknya tidak berada di belakang serangan tersebut.

ISIS yang berafiliasi di Afghanistan atau yang dikenal dengan nama ISIS Khorasan (ISIS-K) sesuai nama wilayahnya, pertama kali muncul di Afghanistan timur pada 2014.

Sejak itu mereka bergerak ke daerah-daerah lain, terutama di utara Afghanistan.

Baca juga: Taliban Bunuh Puluhan Polisi Afghanistan dalam Dua Kali Serangan

Milisi ISIS yang bertempur melawan pasukan asing dan pemerintah Afghanistan serta Taliban, telah melakukan beberapa serangan mematikan di pusat-pusat kota Afghanistan dalam beberapa tahun terakhir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com