Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Berhasil Luncurkan Satelit Militer Pertama di Tengah Ketegangan dengan AS

Kompas.com - 22/04/2020, 15:39 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Garda Revolusi Iran mengumumkan bahwa mereka telah berhasil meluncurkan satelit militer pertama mereka pada Rabu (22/4/2020) di saat ketegangan terjadi baru-baru ini dengan pasukan Amerika Serikat (AS) di Teluk.

Pasukan AS menuduh program satelit Iran untuk menutupi perkembangan misil mereka, sementara Iran sebelumnya bersikeras bahwa aktivitas luar angkasanya telah mematuhi kewajiban internasionalnya.

Dilansir dari media Perancis, AFP, Korps Garda Revolusi Iran telah memuji kesuksesan peluncuran satelit militer tersebut sebagai 'kesuksesan besar'.

Ketegangan antara Iran dan AS meningkat minggu lalu di mana Departemen Pertahanan AS menuduh kapal Iran melecehkan kapal-kapal mereka di Teluk.

"Satelit pertama Republik Islam Iran telah berhasil diluncurkan ke orbit oleh Korps Garda Revolusi Islam," ungkap situs Garda Sepahnews.

Baca juga: Tensi Memanas, 11 Kapal Iran Kepung 6 Kapal AS

Dikatakan, satelit yang dijuluki Nour itu telah diluncurkan dari peluncur dua tahap Qassed dari gurun Markazi, sebuah bentangan luas di dataran tinggi tengah Iran.

Satelit itu "mengorbit bumi pada ketinggian 425 kilometer," kata situs web itu.

"Tindakan ini akan menjadi (hal) sukses besar dan perkembangan baru di bidang ruang angkasa untuk negara Islam Iran," tambah keterangan situs tersebut.

Operasi itu terjadi lebih dari dua bulan setelah diluncurkan Iran namun gagal untuk mengorbit satelit lain yang menurut keterangan dari Iran tidak memiliki tujuan militer.

Peluncuran satelit gagal pada dua bulan sebelumnya yakni pada 9 Februari dinamakan Zafar yang bermakna 'kemenangan' dalam bahasa Persia. Tadinya ditujukan sebelum peringatan ke-41 Revolusi Islam Iran.

Baca juga: Komandan Militer Iran: Trump Lebih Berbahaya dari Virus Corona

Musuh bebuyutan Iran dan Amerika Serikat tampaknya berada di ambang konfrontasi habis-habisan dua kali dalam setahun terakhir.

Pertikaian lama antara Teheran dan Washington diperburuk pada 2018 ketika Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri dari kesepakatan yang membekukan program nuklir Iran, sebelum mengeluarkan tuntutan baru bahwa Teheran membatasi pengembangan rudal balistiknya.

Ketegangan meningkat sejak AS membunuh Mayor Jenderal Qasem Soleimani, kepala unit operasi asing Garda, Pasukan Quds, dalam serangan pesawat tak berawak pada Januari silam.

Washington juga telah menyuarakan keprihatinan pada masa lalu tentang program satelit Teheran, dengan mengatakan peluncuran roket pembawa pada Januari 2019 sama dengan pelanggaran batas rudal balistiknya.

Baca juga: Iran Tak Akan Pernah Minta Bantuan AS Atasi Virus Corona

Iran menyatakan tidak berniat memperoleh senjata nuklir, dan mengatakan kegiatan kedirgantaraannya damai dan mematuhi resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Republik Islam yang wabah virus corona termasuk memprihatinkan di dunia, menuduh AS sebagai "terorisme ekonomi" atas sanksi-sanksi yang diberikan pada mereka.

Sanksi-sanksi terhadap Iran telah menolak akses obat-obatan dan peralatan medis yang dibutuhkan untuk melawan virus yang menyebabkan penyakit Covid-19.

Iran mengatakan virus itu telah merenggut nyawa hampir 5.300 orang dan menginfeksi hampir 85.000 sejak wabah itu muncul pada 19 Februari.

Namun, jumlah orang Iran yang terbunuh dan sakit oleh virus secara luas dianggap jauh lebih tinggi.

Baca juga: Meski Diperingatkan Pejabat Kesehatan, Iran Tetap Cabut Lockdown di Teheran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Global
Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Internasional
Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Global
Hamas Tewaskan 1.189 Orang, Israel 36.096 Orang

Hamas Tewaskan 1.189 Orang, Israel 36.096 Orang

Global
Taiwan Minta Dukungan Indonesia di Tengah Latihan Militer China

Taiwan Minta Dukungan Indonesia di Tengah Latihan Militer China

Global
Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Global
[POPULER GLOBAL] Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi | Biden Terkesan Membela

[POPULER GLOBAL] Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi | Biden Terkesan Membela

Global
Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com