BE'ER SHEVA, KOMPAS.com - Sebuah pemandangan langka muncul di Israel, kala seorang staf medis Islam dan Yahudi beribadah bersama di tengah tugasnya menangani Covid-19.
Ketika nyaris tidak ada waktu istirahat, Avraham Mintz dan Zoher Abu Jama menyempatkan beribadah di jalan sesuai agama masing-masing. Mereka menghadap kiblat yang berlawanan.
Dilansir dari CNN Kamis (26/3/2020), keduanya baru saja selesai memeriksa seorang wanita 41 tahun yang mengalami masalah pernapasan di kota Be'er Sheva, Israel selatan.
Sebelumnya mereka telah memeriksa seorang pria 77 tahun, dan akan ada lebih banyak lagi panggilan pemeriksaan berikutnya.
Baca juga: Survei: Israel Negara Paling Aman Saat Pandemi Covid-19
Ketika waktu mendekati pukul 6 sore, Mintz dan Abu Jama menyadari mungkin itu satu-satunya waktu istirahat di shift mereka.
Kedua anggota Magen David Adom (MDA) yang merupakan layanan tanggap darurat Israel itu berhenti sejenak untuk beribadah.
Mintz yang beragama Yahudi berdiri menghadap Yerusalem, dengan selendang putih dan hitam menggantung di pundaknya.
Abu Jama yang seorang Muslim berlutut menghadap Mekkah, dengan sajadah diletakkan di atas aspal.
Keduanya beribadah sekitar 15 menit, kemudian kembali ke ambulans untuk melanjutkan pekerjaan.
Baca juga: Kabar Baik Covid-19: 606.677 Orang Sembuh | Israel Negara Teraman
CNN mengabarkan, bagi kedua paramedis yang secara rutin bekerja bersama 2-3 kali seminggu itu, beribadah bersama bukanlah hal baru.
Namun bagi orang lain, foto Muslim dan Yahudi ibadah bersama adalah inspirasi tersendiri di tengah situasi pandemi virus corona saat ini.
Foto mereka diambil oleh seorang rekan kerjanya, dan langsung jadi viral dengan ribuan likes di media sosial dan ramai pemberitaan media internasional.
Seorang warganet merespons foto Muslim dan Yahudi ibadah bersama ini di Instagram: "Saya bangga dengan semua upaya penyelamatan, tidak masalah dari komunitas atau agama apa."
Lalu seorang warganet di Twitter menuliskan, "Satu perjuangan! Satu kemenangan! Mari kita bersatu."
Baca juga: Ancaman Wabah Covid-19, Presiden Palestina Minta Israel Lepaskan Tahanan Asal Palestina
"Faktanya itu sangat sederhana yang membuatnya sangat bermakna. Aku percaya bahwa Zoher dan diriku serta sebagian besar dunia mengerti bahwa kita harus tetap semangat dan berdoa. Hanya itu yang bisa dilakukan," kata Mintz (42) kepada CNN.