Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Foto Staf Medis Islam dan Yahudi Ibadah Bersama Hadap Kiblat Berlawanan, Ini Kisah di Baliknya

Kompas.com - 20/04/2020, 12:46 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber CNN

BE'ER SHEVA, KOMPAS.com - Sebuah pemandangan langka muncul di Israel, kala seorang staf medis Islam dan Yahudi beribadah bersama di tengah tugasnya menangani Covid-19.

Ketika nyaris tidak ada waktu istirahat, Avraham Mintz dan Zoher Abu Jama menyempatkan beribadah di jalan sesuai agama masing-masing. Mereka menghadap kiblat yang berlawanan.

Dilansir dari CNN Kamis (26/3/2020), keduanya baru saja selesai memeriksa seorang wanita 41 tahun yang mengalami masalah pernapasan di kota Be'er Sheva, Israel selatan.

Sebelumnya mereka telah memeriksa seorang pria 77 tahun, dan akan ada lebih banyak lagi panggilan pemeriksaan berikutnya.

Baca juga: Survei: Israel Negara Paling Aman Saat Pandemi Covid-19

Ketika waktu mendekati pukul 6 sore, Mintz dan Abu Jama menyadari mungkin itu satu-satunya waktu istirahat di shift mereka.

Kedua anggota Magen David Adom (MDA) yang merupakan layanan tanggap darurat Israel itu berhenti sejenak untuk beribadah.

Mintz yang beragama Yahudi berdiri menghadap Yerusalem, dengan selendang putih dan hitam menggantung di pundaknya.

Abu Jama yang seorang Muslim berlutut menghadap Mekkah, dengan sajadah diletakkan di atas aspal.

Keduanya beribadah sekitar 15 menit, kemudian kembali ke ambulans untuk melanjutkan pekerjaan.

Baca juga: Kabar Baik Covid-19: 606.677 Orang Sembuh | Israel Negara Teraman

CNN mengabarkan, bagi kedua paramedis yang secara rutin bekerja bersama 2-3 kali seminggu itu, beribadah bersama bukanlah hal baru.

Namun bagi orang lain, foto Muslim dan Yahudi ibadah bersama adalah inspirasi tersendiri di tengah situasi pandemi virus corona saat ini.

Foto mereka diambil oleh seorang rekan kerjanya, dan langsung jadi viral dengan ribuan likes di media sosial dan ramai pemberitaan media internasional.

Seorang warganet merespons foto Muslim dan Yahudi ibadah bersama ini di Instagram: "Saya bangga dengan semua upaya penyelamatan, tidak masalah dari komunitas atau agama apa."

Lalu seorang warganet di Twitter menuliskan, "Satu perjuangan! Satu kemenangan! Mari kita bersatu."

Baca juga: Ancaman Wabah Covid-19, Presiden Palestina Minta Israel Lepaskan Tahanan Asal Palestina

"Faktanya itu sangat sederhana yang membuatnya sangat bermakna. Aku percaya bahwa Zoher dan diriku serta sebagian besar dunia mengerti bahwa kita harus tetap semangat dan berdoa. Hanya itu yang bisa dilakukan," kata Mintz (42) kepada CNN.

Ayah 9 anak ini adalah pekerja MDA full-time yang juga melatih sukarelawan.

Abu Jama, ayah 7 anak dari kota Bedahat dekat Rahat, adalah salah satu sukarelawan itu. Dia meninggalkan pekerjaannya sebagai instruktur mengemudi untuk membantu sebanyak mungkin dalam wabah Covid-19 di Israel.

"Dalam hal kepercayaan dan kepribadian, kami percaya pada hal yang sama dan kami memiliki kesamaan," kata pria 39 tahun itu dikutip dari CNN.

Baca juga: Polisi di Israel Tendang dan Semprot Pria Pelanggar Lockdown dengan Penyemprot Lada

Menurut Zaki Heller juru bicara MDA, di seluruh Israel tim MDA bisa memenuhi 100.000 panggilan medis di hari-hari tersibuk, 10 kali lipat melebihi kapasitas normal mereka.

Selain pekerjaan normal paramedis dan EMT, tim MDA bertugas membawa pasien virus corona ke rumah sakit atau ke hotel karantina yang ditunjuk, melakukan tes Covid-19, mengumpulkan donor darah, dan banyak hal lainnya.

Awal bulan ini, mereka bahkan menyediakan tempat pemungutan suara bagi warga yang melakukan karantina mandiri.

Baca juga: Menkes Israel Positif Covid-19 Diduga karena Langgar Sendiri Aturan Lockdown

Direktur Jenderal MDA Eli Bin dengan bangga menyebut timnya adalah pahlawan Israel. MDA terdiri dari 2.500 karyawan tetap dan 25.000 sukarelawan.

Namun Mintz dan Abu Jama tetap merendah, dan menekankan untuk tetap percaya kepada Tuhan di tengah situasi ini.

"Semua orang takut dengan virus," kata Mintz. "Begitu pula kami, tetapi kami memiliki keyakinan bahwa semuanya ada di bawah kendali Tuhan. Terberkatilah Dia. Kami berdua memercayainya."

Abu Jama sependapat dengan Mintz. "Saya percaya bahwa Tuhan akan membantu kita dan kita akan melewati ini. Kita semua harus berdoa kepada Tuhan untuk membuat kita melalui ini, dan kita akan melewati krisis dunia ini."

Baca juga: Wabah Corona, Israel-Palestina Pertimbangkan Pertukaran Tahanan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com