Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catatkan 7.000 Kasus Covid-19, Swedia Tetap "Santai" dan Andalkan Kepatuhan Warga

Kompas.com - 07/04/2020, 12:35 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber ABCNews

STOCKHOLM, KOMPAS.com - Kasus virus corona di Swedia cukup tinggi dengan lebih dari 7.000 kasus. Namun, pemerintah pilih menerapkan pendekatan yang relatif santai.

Daripada mengatakan ke orang-orang apa yang harus mereka lakukan, atau bahkan menyuruhnya, pemerintah Swedia justru memberi mereka kebebasan.

Kebebasan itu sengaja diberikan pada warganya untuk membuktikan bahwa mereka adalah warga negara yang bertanggung jawab.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Jepang Umumkan Darurat Nasional Virus Corona | Angka Kematian di Spanyol Terus Turun

Hingga Selasa (7/4/2020) Swedia mencatatkan 477 korban meninggal akibat Covid-19, 10 kali lebih banyak dari Australia, Padahal populasinya sekitar separuh dari Negeri "Kanguru".

Pemerintah tak tinggal diam. Mereka telah mengambil beberapa langkah, seperti membatasi pertemuan maksimal 50 orang dan menutup sekolah menengah serta universitas.

Akan tetapi, aturan-aturan di Swedia cenderung lebih longgar dibandingkan negara-negara Eropa lainnya dan masih memberi kebebasan ke warganya.

Baca juga: Iran Tak Akan Pernah Minta Bantuan AS Atasi Virus Corona

Jens Magnusson (30) adalah contoh bagaimana pendekatan "rekomendasi, bukan pembatasan" dilakukan di Swedia.

Ia dulu berlatih di gym selama 3-4 kali seminggu, tapi sejak pandemi meningkat ia beralih ke olahraga lari.

"Aku juga berhati-hati saat keluar-masuk dengan menjaga jarak ke orang lain, dan aku belum pernah ke bar sejak virus dimulai," terangnya dikutip dari ABC.

Baca juga: Jokowi hingga Trump, Ini Ucapan Kontroversial Para Pemimpin Dunia soal Virus Corona

Beda halnya dengan Stefan Nordenberg (30). Saat jalan-jalan di Stockholm bersama putranya ia melihat masih ada keramaian di sejumlah bar.

"Tapi secara keseluruhan, meski semua orang pada dasarnya bisa keluar dan menulari orang lain, sebagian besar orang Swedia tetap di rumah," ungkap Nordenberg.

Nordenberg mengatakan orang Swedia tidak memiliki keraguan terhadap pemerintah, seperti yang terjadi di negara-negara lain.

Baca juga: Kabar Baik, Angka Kematian Virus Corona di Spanyol Turun 4 Hari Beruntun

"Jika pemerintah atau kementerian yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat, mengatakan Anda harus tinggal di rumah karena itu yang terbaik untuk kita semua, orang percaya itu. Jadi, saya harus tinggal di rumah," lanjut Nordenberg.

Kepatuhan yang sama juga diungkapkan ayah Nordenberg yang berusia 74 tahun. Ia mengatakan pemerintah telah menanamkan tanggung jawab pada orang tua, untuk memintanya tetap di rumah.

Sementara istrinya, Nele, yakin jika suatu saat pemerintah menyadari langkahnya salah mereka akan langsung berubah arah.

Baca juga: Antisipasi Virus Corona di Kanada, KJRI Vancouver Terapkan 7 Kebijakan

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com