Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/04/2020, 23:08 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

KOMPAS.com - Kuat arus listrik diukur dalam satuan ampere. Mengapa itu penting untuk diukur?

Penting atau tidaknya bisa diketahui ketika seseorang mengisi daya smartphone-nya dengan charger yang berbeda ampere-nya.

Misalnya, charger smartphone dengan kapasitas 1,2 Ampere tentu lebih lambat mengisi dibandingkan dengan 2,0 Ampere.

Nah, penemu kuat arus listrik rupanya adalah André-Marie Ampère. Dia seorang ilmuwan Perancis, sekaligus seorang ahli fisika dan matematika.

Kekuatan arus listrik yang mengalir melalui 'kehidupan elektronik' di masa kita sangat berhutang budi pada jasa penemuannya.

Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Bob Dylan Musisi Pencipta Genre Baru

Masa kecil Ampère

André-Marie Ampère lahir di Perancis pada 1775 sebelum Revolusi Perancis dimulai. Ampère tidak memiliki sekolah formal.

Ayahnya mengizinkan Ampère untuk bebas melakukan apa pun yang menarik baginya dan memfokuskan studinya pada bidang tersebut. Ampère memutuskan untuk menggeluti bidang fisika dan matematika.

Ketika Revolusi Perancis tiba, dua orang anggota keluarga dalam kehidupan Ampère yang sangat berpengaruh meninggal sebelum dia beranjak dewasa.

Kakak perempuan Ampère meninggal ketika Ampère berusia 17 tahun. Sedangkan ayahnya sendiri, Guillotine meninggal dunia ketika Ampère berusia 18 tahun.

Kehilangan dua orang penting dalam hidupnya membuat hidup Ampère terganggu. Termasuk urusan studinya bertahun-tahun.

Dia pada akhirnya mulai belajar lagi dan menemukan fenomena sains yang sampai saat ini masih digunakan banyak orang, yakni penemuan kekuatan arus listrik.

Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Yohanes Paulus II, Paus non-Italia Pertama yang Pemaaf

Jalan penemuan Ampere

Ampère berhasil mengelompokkan unsur-unsur yang kemudian dikenal sebagai logam alkali tanah, logam alkali dan halogen.

Dia juga telah mengidentifikasi kesamaan dan mengelompokkan elemen transisi, elemen transisi seri pertama dan logam mulia.

Meski terdapat ketidak-akuratan di berbagai sisi, namun sebagian besar ilmuwan lain membenarkan risetnya dengan jumlah elemen yang terbatas.

Dari hasil riset Ampère, seorang ilmuwan lain yang bernama  Hans Christian Oersted mulai menyadari adanya keterkaitan antara listrik dan magnet. Penemuan ini kemudian melahirkan elektromagnetisme.

Penemuan itu kemudian menggelitik minat Ampère dan dia mulai mempelajari arus listrik dan magnet. Ampère menduplikasi apa yang dilakukan Oersted namun juga menemukan apa yang tidak ditemukan oleh Oersted.

Ampère menemukan bahwa jika arus dalam dua kabel paralel bergerak dalam arah yang sama di setiap kawat maka kabel akan tertarik satu sama lain. Begitu pun sebaliknya.

Penemuan itu sekilas membuat orang bertanya, "lalu kenapa?"

Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Sundar Pichai, CEO Google, Orang di Balik Chrome dan Android

Penemuan Ampère berlanjut sampai orang menyadari bahwa Ampère telah menciptakan gaya magnet tanpa magnet. Yaitu gaya magnet yang diinduksi oleh arus listrik.

Penemuan itu kemudian diputuskan sebagai bidang studi baru yaitu elektrodinamika.

Pada 1802 Ampère diangkat menjadi profesor fisika dan kimia di École Centrale di Bourg-en-Bresse.

Dia menggunakan waktunya di Bourg untuk meneliti matematika, menghasilkan Considérations sur la théorie mathématique de jeu pada 1802. Tentang "Pertimbangan Teori Permainan Matematika"

Yaitu sebuah risalah tentang probabilitas matematika yang dia kirim ke Paris Academy of Sciences pada 1803.

Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Michael Jackson dan Kisah di Balik Lagu Heal the World

Penemuannya tentang Ampere (Kuat Arus)

Ampère segera mulai bekerja mengembangkan teori matematika dan fisik untuk memahami hubungan antara listrik dan magnet.

Yang paling penting adalah prinsip yang kemudian disebut hukum Ampere, yang menyatakan bahwa aksi timbal balik dari dua panjang kawat pembawa arus sebanding dengan panjangnya  intensitas arus mereka.

Sebagai pengakuan atas kontribusinya dalam pembuatan ilmu kelistrikan modern, sebuah konvensi internasional yang ditandatangani pada 1881 menetapkan ampere sebagai satuan standar pengukuran listrik, bersama dengan coulomb, volt, ohm, dan watt.

Pengakuan tersebut diberi nama sesuai dengan masing-masing nama penemunya, Ampère,  Coulomb, Alessandro Volta dari Italia, Georg Ohm dari Jerman, dan James Watt dari Skotlandia.

Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Pangeran Charles, Putra Mahkota Kerajaan Inggris

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Retno Marsudi: Relawan WNI dari MER-C Berhasil Dievakuasi dari Gaza

Retno Marsudi: Relawan WNI dari MER-C Berhasil Dievakuasi dari Gaza

Global
AS, Korea Selatan, dan Jepang Sepakati Inisiatif Baru, Hadapi Ancaman Siber Korea Utara

AS, Korea Selatan, dan Jepang Sepakati Inisiatif Baru, Hadapi Ancaman Siber Korea Utara

Global
Jelang Pemilu, Taiwan Laporkan Aktivitas Militer China Dekat Selat Taiwan

Jelang Pemilu, Taiwan Laporkan Aktivitas Militer China Dekat Selat Taiwan

Global
Dampak Penting Perjanjian Bebas Visa Singapura dan China

Dampak Penting Perjanjian Bebas Visa Singapura dan China

Global
Presiden Palestina: Perang Gaza Harus Diakhiri, Konferensi Perdamaian Harus Digelar

Presiden Palestina: Perang Gaza Harus Diakhiri, Konferensi Perdamaian Harus Digelar

Global
Spontan Umumkan Pencalonan Diri Lagi, Putin Ingin Kirim Pesan pada Dunia

Spontan Umumkan Pencalonan Diri Lagi, Putin Ingin Kirim Pesan pada Dunia

Global
Alasan Kenapa Orang Singapura Pintar Matematika, berkat Metode Ini...

Alasan Kenapa Orang Singapura Pintar Matematika, berkat Metode Ini...

Internasional
Rangkuman Hari Ke-653 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Maju ke Pilpres 2024 | Syarat Turkiye Ratifikasi Swedia

Rangkuman Hari Ke-653 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Maju ke Pilpres 2024 | Syarat Turkiye Ratifikasi Swedia

Global
Balon China Lintasi Garis Median yang Membagi Selat Taiwan

Balon China Lintasi Garis Median yang Membagi Selat Taiwan

Global
Ukraina Jatuhkan 14 dari 19 Rudal Rusia dalam Semalam

Ukraina Jatuhkan 14 dari 19 Rudal Rusia dalam Semalam

Global
Turkiye Akan Setujui Swedia Gabung NATO jika AS Jual F-16

Turkiye Akan Setujui Swedia Gabung NATO jika AS Jual F-16

Global
Putin Maju Lagi ke Pilpres Rusia pada Maret 2024

Putin Maju Lagi ke Pilpres Rusia pada Maret 2024

Global
AS Veto Rancangan Resolusi DK PBB untuk Gencatan Senjata Israel-Hamas

AS Veto Rancangan Resolusi DK PBB untuk Gencatan Senjata Israel-Hamas

Global
[POPULER GLOBAL] Anak Ajaib Kini Menganggur | Usia 12 Tahun Dijual Rp 140.000

[POPULER GLOBAL] Anak Ajaib Kini Menganggur | Usia 12 Tahun Dijual Rp 140.000

Global
Awalnya Gugat Wanita karena Menolak Cintanya, Pria Ini Malah Dilaporkan Balik karena Jual MacBook Palsu

Awalnya Gugat Wanita karena Menolak Cintanya, Pria Ini Malah Dilaporkan Balik karena Jual MacBook Palsu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com