Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[Biografi Tokoh Dunia] Bob Dylan Musisi Pencipta Genre Baru

Kompas.com - 03/04/2020, 18:30 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

KOMPAS.com - Bob Dylan adalah salah satu penyanyi sekaligus penulis lagu paling berpengaruh di abad 20, yang dikenal karena lagu-lagunya menceritakan masalah sosial dan politik.

Dylan telah menjadi penulis lagu tunggal paling berpengaruh di zaman sekarang. Tidak hanya karyanya, namun juga melalui sejumlah besar musisi, termasuk The Beatles, David Bowie dan U2, yang secara terbuka telah membayar jasanya.

Inti dari eksperimen Bob Dylan adalah transformasi lagu rakyat dan lagu populer menjadi sastra — bukan puisi, bukan prosa, tetapi sesuatu yang baru dan berbeda.

Sesuatu yang dibangun di atas lagu rakyat, pop, blues, dan rock n roll awal. Dengan menggabungkan mereka dengan pengaruh dari Beat Poetry, Shakespeare, Bible, dan sastra, untuk menciptakan genre yang sama sekali baru.

Baca juga: 8 Tahun Vakum, Bob Dylan Sindir Kasus Pembunuhan John F Kennedy Lewat Lagu Baru, Murder Most Foul

Masa kecil sampai remaja Dylan

Dylan lahir dengan nam Robert Allen Zimmerman pada 24 Mei 1941 di Duluth, Minnesota. Kedua orang tuanya bernama Abram dan Beatrice Zimmerman.

Dylan dan adik laki-lakinya, David dibesarkan di komunitas Hibbing, di mana dia lulus dari Hibbing High School pada tahun 1959.

Gaya Musikalitasnya didorong oleh pengaruh dari bintang rock awal seperti Elvis Presley, Jerry Lee Lewis, dan Little Richard (yang biasa dia tirukan dengan piano di tarian sekolah menengahnya).

Baca juga: Konser di Swedia, Bob Dylan Akhirnya Terima Hadiah Nobel

Dylan muda membentuk kelompok band-nya sendiri, termasuk Golden Chords, serta kelompok yang dia gawangi dengan nama samaran Elston Gunn.

Saat kuliah di University of Minnesota di Minneapolis, dia mulai menyanyikan lagu-lagu daerah dan pedesaan di kafe-kafe lokal, dengan nama panggung "Bob Dillon."

Yang mendukung karya Dylan sejak awal adalah ketergantungannya yang terus-menerus pada mode wacana profetik. Karya terbaik Dylan selalu penuh dengan tema-tema dan pemikiran tradisional Yahudi.

Baca juga: Bob Dylan Tak Akan Hadiri Acara Penganugerahan Nobel

Debut musik

Bob Dylan menandatangani kontrak rekaman pertamanya pada 1961. Dia muncul sebagai salah satu suara paling orisinil dan berpengaruh dalam musik populer AS.

Pada 1980-an, popularitas Dylan menurun disebabkan bukan hasil yang buruk dari kualitas karyanya atau krisis paruh baya yang dirasakan, tetapi dari perubahan dalam industri musik dan perkembangan sosial yang lebih luas.

Dylan mungkin tidak seproduktif tahun-tahun sebelumnya, tetapi dia masih berhasil mengelola lagu terbaiknya selama dekade ini.

Baca juga: Bob Dylan Akhirnya Buka Suara soal Hadiah Nobel Sastra

With Time Out of Mind diluncurkan pada 1997. Dengan itu, Dylan kembali muncul sekali lagi sebagai bintang terkemuka karena album tersebut cocok dengan konseptualisasi publik dari penulis lagu yang sudah tua tetapi otoritatif.

Dylan terus melakukan tur dan merilis album studio baru, termasuk Together Through Life (2009), Tempest (2012), Shadows in the Night (2015) dan Fallen Angels (2016).

Bob Dylan telah menerima penghargaan seperti Grammy, Academy, dan Golden Globe, serta Presidential Medal of Freedom dan Hadiah Nobel untuk Sastra.

Baca juga: Bob Dylan Meraih Hadiah Nobel Sastra 2016

Dylan bernyanyi dari tempat yang tidak seperti yang lain. Baik dalam rekaman maupun konser, dia bersaksi seperti Yeremia zaman modern, yang melibatkan penggemar dan pendengarnya sendiri dalam tragedi (dan) kegagalan fana mereka di bumi.

Kini setelah vakum delapan tahun lamanya, Dylan kembali hadir dengan sebuah lagu yang dia tujukan kepada peristiwa kematian mantan Presiden AS, John F. Kennedy.

Lagu itu berjudul Murder Most Foul. Dylan meluncurkan lagunya di aplikasi daring dan media sosial yang dapat diakses banyak orang secara gratis.

Baca juga: 52 Tahun Lalu, Bob Dylan Sudah Abadikan Muhammad Ali dalam Lagu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com