Misalnya, orang Swedia akan menghindari duduk dekat dengan orang lain di transportasi umum.
Baca juga: WHO Gunakan Istilah Physical Distancing, Ini Bedanya dengan Social Distancing
Mereka bahkan tidak biasa memulai obrolan ringan dengan orang asing di toko-toko mau pun kafe.
Menurut seorang penulis budaya Swedia, Lola Akinmade Åkerström, Jarak sosial sudah turun menurun berada dalam tradisi masyarakat Swedia.
Secara alami, masyarakat Swedia sudah saling memberi ruang fisik bagi satu sama lain, jauh sebelum virus corona melanda negeri itu.
Bahkan rasa sakit kepala ringan saja membuat warga Swedia merasa lebih nyaman tinggal di rumah. Apalagi jika merasakan gejala ringan virus corona.
Di banyak perusahaan di Swedia bahkan meminta pegawainya untuk istirahat di rumah jika mereka memiliki batuk atau demam. Hal itu dilakukan untuk mengurangi penyebaran penyakit di antara pegawai perusahaan.
Padahal, dibandingkan negara lain, upah kerja di Swedia jauh lebih 'murah hati'.
Baca juga: Kuliah S2 di Swedia, Beasiswa Ini Tawarkan Gratis Kuliah dan Tunjangan Hidup
Di Swedia, penanganan terhadap virus corona jauh berbeda daripada negara Eropa lainnya. Selain sekolah untuk siswa di bawah 16 tahun masih tetap dibuka, pusat belanja dan pub juga masih beroperasi.
Restoran masih menawarkan layanan meja dan takeaway, meski mereka telah diminta berhenti melayani pemesanan di konter. Dan acara yang dihadiri lebih dari 50 orang telah dilarang.
Perusahaan angkutan umum Stockholm SL mengatakan bahwa pihak mereka mencatat jumlah penumpang kereta bawah tanah dan kereta komuter turun 50 persen sejak pekan lalu.
Tiga perempat orang Swedia saling menjaga jarak satu meter dari yang lain dalam beberapa waktu.
Orang Swedia juga belum melakukan panic buying seperti yang dilakukan warga negara lain.
Meski begitu, tidak semua orang Swedia menganggap serius virus corona. Menurut Wiking, dia masih melihat banyak orang (yang mengunggah foto di media sosial) mengadakan pesta ulang tahun dengan sekitar 50 tamu.
Di foto itu tampak mereka berkumpul, bermain-main, mengira tidak ada masalah dengan virus corona.
"Jadi saya pikir, pasti masih ada masalah di sini. Meski berbeda dengan negara lain," kata Wiking.