Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Wabah Corona, Korea Utara Masih Lakukan Uji Coba Rudal

Kompas.com - 29/03/2020, 14:10 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Reuters

PYONGYANG, KOMPAS.com - Sabtu (29/3/2020), Korea Utara menembakkan dua benda yang tampak sebagai rudal balistik jarak pendek, ke laut lepas pantai di timur negaranya.

Dilansir dari Reuters, peristiwa ini adalah yang terbaru dalam rangkaian peluncuran sebelumnya.

Dua "proyektil jarak pendek" itu diluncurkan dari daerah pesisir Wonsan, dan terbang sejauh 230 kilometer (km) dengan ketinggian maksimal 30 km.

Baca juga: Korea Utara Klaim Nol Kasus Virus Corona, Pakar: Mustahil

Data tersebut dilaporkan oleh Badan Petinggi Militer Korea Selatan, atau Joint Chiefs of Staff (JCS).

Korea Selatan menyatakan peluncuran rudal ini sebagai tindakan yang "tidak pantas" di tengah pandemi global virus corona.

"Dalam situasi di mana seluruh dunia mengalami kesulitan akibat Covid-19, tindakan militer semacam ini oleh Korea Utara sangat tidak pantas".

Demikian kata JCS Korea Selatan dalam sebuah pernyataan, menurut pemberitaan Yonhap.

Baca juga: Rusia Sumbang Alat Tes Corona ke Korea Utara hingga Pecahan Uni Soviet

JCS juga menyerukan agar Korea Utara segera melakukan penghentian tindakan tersebut.

Kemudian Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan yang ditembakkan Korea Utara tampaknya adalah rudal balistik.

Akan tetapi, rudal itu tidak mendarat di wilayah Jepang atau Zona Ekonomi Eksklusifnya.

Baca juga: Awasi Latihan Korea Utara, Kim Jong Un Tak Pakai Masker di Tengah Wabah Virus Corona

Dua rudal ini menjadi rudal kedelapan dan kesembilan yang diluncurkan dalam empat putaran tes bulan ini.

Itu akan menjadi rudal terbanyak yang ditembakkan Korea Utara dalam sebulan, menurut penghitungan Shea Cotton, seorang peneliti senior di James Martin Center for Nonproliferation Studies.

"Dibandingkan awal tahun ini, terakhir kali kami melihat uji coba terbanyak adalah di 2016 dan 2017, yang keduanya adalah tahun-tahun besar bagi program rudal Korea Utara," katanya dalam sebuah unggahan di Twitter.

Baca juga: Virus Corona Bunuh 180 Tentara di Korea Utara

Kemudian menurut pemberitaan Reuters, Korea Utara terus melakukan latihan militer yang biasanya diawasi langsung oleh Kim Jong Un.

Semua rudal yang ditembakkan tahun ini adalah senjata kecil jarak dekat, seperti KN-24 yang ditembakkan dalam peluncuran terakhir pada 21 Maret.

Lalu Kim juga memperingatkan bahwa Korea Utara sedang mengembangkan "senjata strategis" baru yang akan diluncurkan tahun ini.

Baca juga: Cegah Penyebaran Corona, Korea Utara Akan Tembak Warga China yang Melanggar Perbatasan

Para analis berspekulasi senjata itu mungkin rudal balistik jarak jauh baru, atau kapal selam yang mampu meluncurkan rudal seperti itu.

Dewan Keamanan PBB telah melarang Korea Utara menguji coba rudal balistik, dan negara itu telah disanksi berat atas program rudal dan senjata nuklirnya.

Latihan militer terus berlanjut

Latihan militer bulan ini tetap dilanjutkan, meski ada penguncian di perbatasan dan karantina yang diberlakukan, dalam upaya mencecah wabah virus corona.

Baca juga: Korea Utara Kecam Drama Korea Selatan, Sebut Propaganda dan Menipu

Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) bahkan menunda beberapa latihan militer bersama karena penyakit Covid-19 yang mewabah di Negeri "Ginseng".

Korea Utara yang terisolasi secara politik dan ekonomi sejauh ini belum melaporkan adanya kasus virus corona, meskipun data itu diragukan beberapa ahli asing.

Di masa lalu Korea Utara biasanya melakukan latihan militer termasuk uji coba rudal balistik pada Maret ketika musim dingin mulai menghangat.

Baca juga: Jenazah Pasien PDP Covid-19 yang Ditolak Warga Akhirnya Dimakamkan

Namun dalam dua tahun terakhir peluncuran di musim semi dihindari, di tengah pembicaraan denuklirisasi dengan AS.

Perundingan-perundingan itu kemudian terhenti, dan serangkaian uji coba serta latihan militer tahun ini tampaknya bertujuan menekankan kembalinya Korea Utara ke kebijakan garis keras.

Pendapat ini disampaikan oleh Ankit Panda, seorang senior di Federasi Ilmuwan Amerika yang berbasis di Washington.

"Uji coba ini memungkinkan Kim Jong Un untuk menunjukkan bahwa dia berpegang teguh pada kebijakan garis keras yang dibuatnya pada Desember 2019," kata Ankit, dikutip dari Reuters.

Baca juga: Cegah Corona di Jember, Tetapkan KLB hingga Jam Operasional Pasar Dibatasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com