Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langgar Social Distancing di Singapura, Penjara 6 Bulan Menanti

Kompas.com - 27/03/2020, 18:21 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

SINGAPURA, KOMPAS.com - Hukuman penjara 6 bulan menanti bagi warga Singapura, jika mereka melanggar aturan social distancing yang diterapkan pemerintah.

Aturan ini diumumkan pada Jumat (27/3/2020) oleh Kementerian Kesehatan Singapura, untuk menekan penyebaran wabah virus corona yang melanda Negeri "Singa".

Social distancing (WHO kemudian merevisi istilahnya menjadi physical distancing) adalah aturan yang membatasi jarak tiap individu paling dekat 1 meter.

Baca juga: Gelar Restoran Terbaik di Asia Kembali Diraih Odette dari Singapura

Jarak ini termasuk di antrean, duduk di kursi, dan di tempat-tempat umum, sesuai peraturan yang berlaku.

Jika melanggar, hukuman penjara menanti hingga 6 bulan lamanya, atau denda maksimal 10.000 dollar Singapura (sekitar 112,8 juta), atau bisa juga kombinasi keduanya

Untuk menegakkan aturan ini, pemilik bisnis juga diharuskan mengambil langkah-langkah seperti menempatkan jarak antara kursi sejauh 1 meter.

Baca juga: WNI Sembuh Covid-19 di Singapura Bertambah Lagi Jadi 2 Orang

Pemilik bisnis juga diharuskan memastikan pengunjung menjaga jarak ketika mengantre, paling dekat 1 meter antarindividu.

Jika para pemilik bisnis ini tidak melakukannya, mereka juga akan menghadapi hukuman yang sama.

Kementerian Kesehatan Singapura atau Ministry of Health (MOH) mengatakan awal pekan ini "Kita harus menerapkan upaya-upaya menjaga jarak lebih aman, untuk meminimalkan kegiatan dan penularan."

Baca juga: Ilmuwan Singapura Ciptakan Alat Uji Covid-19 Tercepat, Hanya 5 Menit

Sebelumnya, Singapura juga menerapkan pembatasan perkumpulan maksimal 10 orang, yang efektif berlaku mulai Kamis malam (26/3/2020).

Aturan ini disampaikan Menteri Pembangunan Nasional yang juga Ketua Gugus Tugas Penanganan Virus Corona, Lawrence Wong.

Pembatasan berlaku termasuk di acara pernikahan atau ulang tahun, sedangkan untuk acara pemakaman, jumlah yang hadir harus diminimalisir sekecil mungkin, hanya terbatas pada anggota keluarga dari yang meninggal.

Baca juga: Antisipasi Corona, Singapura Batasi Perkumpulan Maksimal 10 Orang

Atas segala upaya yang dilakukan Singapura, Badan Kesehatan Dunia (WHO) pernah melontarkan pujian pada 19 Februari lalu.

"Tidak ada yang dilewatkan oleh Singapura, mereka memeriksa setiap kasus influenza, seperti rasa sakit dan pneumonia," ungkap Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Baca juga: WNI Positif Corona di Singapura Bertambah 5, Didominasi Permanent Resident

Singapura sampai Jumat (27/3/2020) memiliki total 683 kasus virus corona, dengan 2 korban meninggal dunia dan 172 pasien sembuh, menurut data dari Worldometers.

Pandemi ini sendiri telah menjangkiti lebih dari 500.000 orang di seluruh dunia, dengan lebih dari 24.000 korban tewas.

Baca juga: Mengapa Isolasi dan Karantina Penting untuk Cegah Penyebaran Corona?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com