Namun mereka juga sadar, kekhawatiran tentang radiasi di sana dapat menghambat keinginan para warga Futaba terdahulu untuk melakukannya.
Laporan dari The Japan Times menyebutkan, penduduk Futaba telah membangun kehidupan baru di tempat lain setelah dievakuasi.
Di antara mereka hanya 10 persen yang mengatakan ingin kembali ke Futaba.
Futaba ditutup dalam rangka evakuasi, setelah bencana di pembangkit nuklir Fukushima Daiichi terjadi pada 11 Maret 2011.
Saat itu, gempa bumi Tohoku berkekuatan 9,1 magnitudo memicu keruntuhan tiga reaktor di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi.
Baca juga: Otoritas Fukushima Pastikan Pawai Obor Olimpiade Aman dari Ancaman Radiasi
Pemerintah Jepang langsung memerintahkan evakuasi dilakukan sampai radius 20 kilometer dari lokasi pembangkit listrik.
Evakuasi langsung dilakukan saat itu juga setelah radiasi dalam jumlah besar terangkat ke atmosfer.
Akibatnya, 7.000 penduduk Futaba harus mengungsi dari rumah mereka.
Pemerintah juga menerapkan larangan masuk ke Futaba, kota yang terletak sekitar 4 kilometer dari pembangkit nuklir yang hancur.
Pecabutan larangan masuk juga diterapkan di kota Okuma pada Rabu kemarin dan Tomioka pada 10 Maret mendatang.
Futaba, Okuma, dan Tomioka adalah tiga dari tujuh kota yang ditetapkan pemerintah sebagai "zona sulit kembali" setelah insiden nuklir terjadi.
Para petinggi Jepang pada Januari lalu bertemu untuk membahas pembukaan kembali kota-kota.
Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan, dia berharap pemulihan di prefektur akan dipercepat untuk mengantisipasi masuknya pengunjung ke Olimpiade.
Baca juga: Olimpiade Tokyo 2020, Hingga Kini Tak Ada Kata Penundaan atau Pembatalan
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan