Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Kereta Lapis Baja Kim Jong Un dan Kenapa Dia Jarang Naik Pesawat

Kereta berlapis baja tersebut pada Selasa (12/9/2023) membawa Kim Jong Un untuk bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin.

Sejak mengambil alih kekuasaan pada 2011, Kim Jong Un sembilan kali ke luar negeri, termasuk mengunjungi Korea Selatan dua kali, dan mayoritas perjalanannya ke mancanegara menggunakan kereta khusus.

Kecintaan terhadap kereta api mengalir dalam keluarganya.

Ayahnya yaitu Kim Jong Il dikenal takut terbang, sehingga membatasi kunjungan luar negerinya hanya untuk perjalanan darat ke China dan Rusia dengan kereta lapis baja.

Kim Jong Il bahkan pernah naik kereta dari Pyongyang ke Moskwa pada 2001. Perjalanan sangat panjang ini menempuh jarak 20.000 kilometer dan memakan waktu sekitar 24 hari.

Namun, kereta tersebut penuh lobster segar dan sekotak anggur merah Perancis dari Bordeaux serta Burgundy, menurut kesaksian pejabat Rusia Konstantin Pulikovsky yang juga berada di kereta.

Menurut keterangan resmi Korea Utara, Kim Jong Il sedang di kereta untuk kunjungan lapangan ketika meninggal karena serangan jantung pada 2011.

Kereta yang digunakan oleh Kim Jong Il dan ayahnya--pendiri Korea Utara--Kim Il Sung, kini dipajang di Istana Peringatan Kumsusan di Pyongyang, tempat jenazah kedua mendiang pemimpin itu disemayamkan.

Dijuluki “benteng bergerak”, kereta Kim Jong Un saat ini dilengkapi jendela antipeluru serta dinding dan lantai yang diperkuat untuk melindungi dari ledakan, menurut Kementerian Unifikasi Korea Selatan.

“(Kereta) dilengkapi senjata serang dan helikopter untuk melarikan diri jika terjadi keadaan darurat,” kata kementerian tersebut, seraya menambahkan bahwa karena beratnya semua peralatan tambahan, kereta ini hanya bergerak dengan kecepatan sekitar 60 kilometer per jam.

Meskipun lambat, kereta Kim Jong Un memiliki keunggulan dibandingkan pesawat, terutama menawarkan lebih banyak fleksibilitas dalam keadaan tak terduga termasuk jika terjadi serangan.

Jika pesawat yang membawa Kim Jong Un diserang, peluang keselamatan akan berkurang signifikan, ujar Kementerian Unifikasi Korsel.

Kementerian itu menambahkan, memprediksi rencana perjalanan kereta api juga lebih sulit.

Untuk meningkatkan keamanan kereta, Korut dulu pernah meminta penjagaan ketat di sepanjang rel, seperti saat kunjungan Kim Jong Un ke Hanoi pada 2019.

Kedua kunjungan lainnya adalah ke Korea Selatan.

Berbeda dengan ayahnya, Kim Jong Un tidak takut terbang. Dia dua kali ke China dan sekali ke Singapura naik pesawat.

Suami Ri Sol-ju itu bahkan pernah terlihat mengemudikan pesawat dalam tayangan media pemerintah pada 2014.

Pesawat pribadi yang menerbangkannya ke China pada 2018 dikenal sebagai Chammae-1, diambil dari nama burung nasional Korea Utara.

Burung besi ini adalah pesawat Ilyushin-62 buatan Rusia era Perang Dingin.

Namun, sejumlah analis mempertanyakan keandalan pesawat itu karena usianya dan kemungkinan masalah perawatan.

Sebaliknya, ia terbang dengan Air China 747 yang disediakan oleh China, sekutu terpenting Korea Utara.

Menurut situs pelacakan penerbangan Flightradar24, pesawat Air China lepas landas dengan nomor penerbangan CA122--standar untuk rute maskapai itu dari Pyongyang ke Beijing.

Selanjutnya di angkasa, pesawat mengubah nomor penerbangannya menjadi CA061 dan terbang ke selatan.

Saat itu, para analis berpendapat bahwa China meminjamkan pesawat jet ke Kim Jong Un untuk meredakan kekhawatiran akan keselamatannya.

Beijing kala itu juga berusaha memastikan China tidak dipinggirkan dalam KTT yang tampaknya akan membawa hubungan Washington-Pyongyang menjadi lebih baik.

Namun, pertemuan diplomasi Kim Jong Un dan Trump yang jarang terjadi gagal pada 2019 di Hanoi.

https://www.kompas.com/global/read/2023/09/12/200500970/mengenal-kereta-lapis-baja-kim-jong-un-dan-kenapa-dia-jarang-naik-pesawat

Terkini Lainnya

Pasukan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera di Gaza

Pasukan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera di Gaza

Global
Penembakan di Afghanistan, 3 Turis Spanyol Tewas, 7 Lainnya Terluka

Penembakan di Afghanistan, 3 Turis Spanyol Tewas, 7 Lainnya Terluka

Global
[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

Global
WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke