Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Biden Sebut Putin Penjahat Perang, Kecaman Paling Keras dari AS

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Presiden Joe Biden menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai penjahat perang pada Rabu (16/3/2022).

Pernyataan Biden tersebut merupakan kecaman paling keras dari pejabat AS mana pun sejak perang di Ukraina dimulai tiga pekan lalu.

"Saya pikir dia adalah penjahat perang," kata Biden setelah memberikan sambutan di Gedung Putih, sebagaimana dilansir CNN.

Biden menyampaikan kecaman keras tersebut setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berpidato di depan Kongres AS melalui virtual.

Zelensky meminta anggota parlemen AS dan Biden untuk lebih banyak membantu Ukraina mempertahankan diri, termasuk zona larangan terbang dan pengiriman jet tempur.

Biden lantas menanggapi permintaan Zelensky tersebut dalam pidatonya sendiri beberapa jam kemudian.

Dalam pidatonya, Biden berjanji memberikan bantuan militer baru ke Ukraina, termasuk sistem anti-pesawat, sistem anti-tank, persenjataan, dan pesawat tak berawak.

Selain itu, Biden juga mengakui kengerian yang terjadi di lapangan.

"Kami melihat laporan bahwa pasukan Rusia menyandera ratusan dokter dan pasien di rumah sakit terbesar di Mariupol," kata Biden.

"Ini adalah kekejaman. Mereka membuat dunia marah. Dan dunia bersatu dalam dukungan kami untuk Ukraina dan tekad kami untuk membuat Putin membayar harga yang sangat mahal," tutur Biden.

Tidak sampai beberapa jam setelah itu, Biden menjawab pertanyaan tentang Putin sebagai penjahat perang.

Biden awalnya menjawab "tidak" tetapi segera kembali ke sekelompok wartawan untuk mengklarifikasi apa yang ditanyakan.

Ketika ditanya lagi apakah Putin adalah seorang penjahat perang, dia dengan tegas sepakat atas pertanyaan tersebut.

Di Polandia pekan lalu, Wakil Presiden AS Kamala Harris menyerukan penyelidikan internasional atas kejahatan perang.

Dia juga menjelaskan bahwa dia yakin kekejaman sedang berlangsung. Harris menuturkan, penargetan yang disengaja terhadap warga sipil merupakan kejahatan perang.

Setelah Biden menyampaikan pidatonya, Gedung Putih mengatakan penyelidikan pemerintah terhadap kejahatan perang akan berlanjut.

Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan, Biden berbicara dari hati.

Namun, untuk menuntut kejahatan perang, diperlukan bukti yang kuat. Dan agar pejabat Rusia dapat dimintai pertanggungjawaban, mereka harus melakukan perjalanan ke luar negeri.

Kendati demikian, tudingan kejahatan perang yang didukung dengan bukti, masih dapat memberikan Barat alat simbolis dalam membingkai tindakan Putin di Ukraina.

https://www.kompas.com/global/read/2022/03/17/083100170/biden-sebut-putin-penjahat-perang-kecaman-paling-keras-dari-as

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke