Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Malang Bridget Deignan, Imigran Miskin yang Digantung atas Pembunuhan yang Mungkin Tidak Dia Lakukan

KOMPAS.com – Pada 1867, seorang imigran Irlandia bernama Bridget Deignan dihukum mati karena dituduh membunuh majikannya, Mary Ellen Coriell, di New Jersey, Amerika Serikat (AS).

Kini, setelah lebih dari seabad berlalu, beberapa sejarawan modern menduga bahwa pembantu miskin itu mungkin tidak bersalah.

Melansir All That’s Interesting, seorang hakim di Middlesex County, New Jersey, AS menjatuhkan hukuman mati kepada Deignan atas pembunuhan Coriell.

Deignan dihukum mati dengan cara digantung di alun-alun ketika dia baru berusia 22 tahun. Lebih dari 150 tahun kemudian, banyak pertanyaan yang muncul.

Apakah Deignan benar-benar bersalah? Apakah imigran miskin sekaligus buat huruf ini adalah seorang penjahat kejam? Apakah wanita muda itu sebegitu putus asanya hingga membunuh majikannya demi uang? Atau apakah dia dikeroyok oleh sistem yang korup kala itu?

Wanita muda yang merantau ke AS

Lahir pada 1844 di County Sligo, Irlandia, Bridget Deignan hadir ke dunia ketika negaranya dilanda kekacauan.

Kala itu, Irlandia berada dalam kekacauan dalam apa yang kemudian dikenal sebagai Kelaparan Hebat, dan daerahnya hampir hancur.

Hasil panen kentang yang buruk membuat sebagian besar keluarga di sana kelaparan atau kesulitan memenuhi kebutuhan paling dasar untuk anak-anak mereka.

“Ada 438 pria. Rata-rata memiliki keluarga beranggotakan lima orang: seorang istri, anak-anak atau orang tua yang sudah lanjut usia. Sehingga ada lebih dari 2.560 jiwa,” bunyi laporan yang dikirim ke Komisi Pertolongan dari Komisaris Kota dan Pelabuhan Sligo, menurut Irish Independent.

Deignan adalah salah satu anak dari keluarga di Irlandia yang lahir ketika keadaan sangat malang terjadi di Irlandia.

Begitu dia cukup umur, Deignan meninggalkan Irlandia atas perintah ayahnya. Dia berlayar ke AS dan berharap mendapat kesempatan, serta pastinya kehidupan, yang lebih baik.

Setibanya di AS, tak lama kemudian, dia dipekerjakan oleh sepasang suami istri yang tinggal New Jersey, William Coriell dan istrinya, Mary Ellen Coriell.

Di keluarga itu, Deignan bekerja sebagai pembantu dan pelayan mulai 22 Oktober 1866.

William Coriell adalah seorang dokter sekaligus veteran Perang Saudara. Ketika bekerja, Deignan rupanya mengidap katalepsi, penyakit yang mengakibatkan penderita tidak kuasa menggerakkan ototnya untuk mengembalikan posisi tubuh atau anggota badannya ke posisi semula.

Mau tak mau, William Coriell juga ikut merawat Deignan karena penyakitnya itu.

Terlepas dari penyakitnya itu, keluarga Coriell merasa bahwa Deignan adalah pelayan yang baik, dan sangat perhatian kepada putri mereka yang berusia 2 tahun, Mamie Coriell.

Pembunuhan Mary Ellen Coriell

Terlepas dari kebaikan Deignan terhadap anak keluarga Coriell, kehidupan Deignan rupanya tidak begitu menyenangkan di keluarga itu.

Deignan dan Mary Ellen Coriell terus-menerus berselisih. Sang majikan perempuan bahkan sering mengeluhkan tentang kebiasaan "kotor" Deignan.

Terlebih lagi, Bridget mulai naksir William Coriell yang mengira kebaikannya merupakan wujud dari kasih sayang. Situasi itu semakin menyebabkan lebih banyak perselisihan di antara kedua wanita itu.

Akhirnya, setelah empat bulan bekerja, keluarga Coriell memecat Deignan. Hari terakhir Deignan bersama keluarga itu adalah pada 25 Februari 1867.

Malam itu, William Coriell meninggalkan rumah untuk membantu persalinan yang melintasi kota.

Menurut laporan The New York Times, malam itu juga setelah William Coriell pergi, Deignan disebut dengan kejam memukuli Mary Ellen Coriell sampai mati.

Untuk menutupi jejaknya, Deignan membakar rumah, membawa Mamie Coriell pergi dan kabur ke rumah sepupu William Coriell yang bernama Israel untuk meminta perlindungan.

Namun malang, Deignan justru diseret ke pengadilan. Dia mengeklaim bahwa Mary Ellen Coriell tewas karena dibunuh perampok.

Tapi, klaim Deignan dibantah. Pertama, ada noda darah yang mencurigakan di gaunnya, yang diyakini milik Mary Ellen. Kedua, Bridget berbau minyak tanah dan langsung dijadikan tersangka dalam kebakaran tersebut.

Selain itu, kesaksian Deignan berubah beberapa kali. Hal tersebut segera menimbulkan kecurigaan.

Pada 31 Mei 1867, Bridget dinyatakan bersalah atas pembunuhan Mary Ellen Coriell dan dijatuhi hukuman gantung.

Dua bulan kemudian, pihak berwenang mengeksekusi Bridget dengan digantung di tiang gantungan di alun-alun kota.

Jenazah Bridget dimakamkan di pemakaman Katolik Roma St Peter di Jersey City, setelah dipindahkan dari Pemakaman Katolik Lama di New Brunswick.

Pertanyaan tentang hukuman Bridget Deignan

Dalam buku berjudul Bridget's Hanging, penulis bernama Sheila Duane mengajukan pertanyaan tentang kesalahan, putusan, dan hukuman yang diterima Bridget Deignan.

Menurut Duane, segala sesuatu tentang kasus berbau sentimen anti-Irlandia dan lebih khusus anti-Katolik Roma adalah sangat lazim kala itu.

Dia menggarisbawahi nama belakang Deignan yang awalnya salah tulis di surat kabar dan kesalahan karakterisasi dari imigran Irlandia miskin yang melarikan diri dari kelaparan sebagai pendaki sosial yang licik serta pelacur untuk keluarga kaya.

Kemudian, ada masalah beberapa versi pengakuan dan inkonsistensi dugaan Deignan dalam catatan resmi.

“Ketika saya meneliti catatan itu, saya harus bertanya pada diri sendiri, apa yang mungkin dia lakukan untuk menyelamatkan dirinya sendiri?” tanya Duane pada Irish Central.

“Bridget terlahir sebagai orang miskin, buta huruf, Katolik, dan imigran Irlandia. Namun, dia tidak bersalah atas pembunuhan. Kematiannya di tiang gantungan di New Jersey pada 1867 adalah kegagalan dari penegakan keadilan yang mengerikan,” lanjut Duane.

Duane lantas mengeklaim bahwa Bridget Deignan adalah korban dari keadilan "mentalitas massa".

Deignan, lanjut Duane, diadili karena dia mempraktikkan “agama asing” (kala itu kebanyakan orang Amerika beragama Kristen Protestan), memiliki aksen asing yang sulit dipahami, dan masih muda.

“Dan dia tidak mampu menavigasi negeri asing seperti Amerika Serikat,” sambung Duane.

Meskipun, tentu saja, ada banyak pertanyaan seputar putusan, pada akhirnya masih belum jelas siapa yang sebenarnya membunuh Mary Ellen Coriell pada malam itu.

Yang jelas adalah, Bridget Deignan membayar harga yang sangat mahal atas kasus pembunuhanMary Ellen Coriell.

Dan jika di masa depan ada bukti yang secara gamblang membuktikan bahwa Bridget Deignan tidak bersalah , kematiannya benar-benar merupakan kegagalan dari penegakan keadilan.

https://www.kompas.com/global/read/2022/01/06/220100270/kisah-malang-bridget-deignan-imigran-miskin-yang-digantung-atas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke