Harga satu burgernya Rp 45.000, lebih murah bila dibandingkan merek lain yang ada di Bali saat itu.
Diskon Rp 10.000 bahkan diberikan 2080 Burger demi menarik pelanggan agar dikenal banyak orang.
"Kami coba menghitung cost demi mencari nama. Jadilah ikut festival selama tiga hari dengan target 100 burger terjual per hari, total 300 porsi," kata dia ditemui Kompas.com di 2080 Burger Beach City Ancol Jakarta.
Sebanyak 70-80 persen burger terjual pada hari pertama, lalu ludes pada hari kedua dan ketiga.
Kesempatan ini menjadikan 2080 Burger sebagai Best Tenant saat festival tersebut dengan modal dua karyawan yang bekerja dengan Heru.
Baca juga:
Berhasil mendapat perhatian sekaligus tambahan modal pertama, Heru mengambil kesempatan alih kontrak di satu tempat daerah Uluwatu.
Sederhana, tetapi diusahakannya yang terbaik demi membangun restoran pertama 2080 Burger.
Ruangannya kecil, tak ada AC, juga meja dan kursi yang terbatas, tapi mampu menarik perhatian pelanggan.
Penjualan yang terus meningkat membuat Heru berhasil merapikan restorannya dengan kelengkapan AC dan ruang luar yang lebih nyaman.
Menu burgernya pun kian beragam. Saat ini, 2080 Burger Uluwatu menyediakan Supersonic, Mac & Fist, Metaverse, Black Mamba, Bleu Cheese, Nano Nano, I'm Hungry, El Matador, The Classic Chicken, hingga Fire Dragon.
Harganya berkisar Rp 59.000 hingga Rp 149.000 tergantung jenis dan ukuran burger yang dibeli.
Lainnya, 2080 Burger juga menghadirkan Mister Brisket, Medusa Mushroom and Truffle Mayo, Chicken Pop Fries, Truffle Fries, hingga Cheesy Bacon Fries.
Semua menu 2080 Burger bisa dibeli langsung di tempat, bungkus, atau melalui ojek online.
Heru tak sendirian saat merancang 2080 Burger. Sejak awal, dirinya ditemani tiga kawan yang juga berkecimpung dalam dunia makanan dan minuman.
Ada Adi Purwoko, Antonius Bramudha, dan Arif Yasamaeri Gea. Keempatnya bekerja sama membangun 2080 Burger di tengah kesibukan pekerjaan utama.