KOMPAS.com - Bila melihat menu steak sapi di restoran, namanya hampir selalu dibalut dengan tipe sapi impor.
Misalnya, Wagyu Ribeye, US Sirloin, atau Aussie Lamb Chop. Nama-nama steak ini jelas menggambarkan asal daging sapi.
Wagyu Ribeye dari Jepang, US Sirloin dari Amerika Serikat, dan Aussie Lamb Chop dari Australia.
Baca juga: 4 Tips Makan di Steak House dari Koki, Simak Sebelum Datang ke Resto
Ketiga daging sapi beda negara ini cukup populer di Indonesia. Diolah menjadi steak dan biasanya menjadi menu unggulan.
Lalu, bagaimana dengan daging sapi lokal?
Assistant Corporate Sous Chef Justus Steak House Alam Sutera Apriaji Ismail Lubis mengatakan, daging sapi lokal boleh saja dibuat steak.
Lihat postingan ini di Instagram
"Kalau untuk daging sapi lokal bisa juga, tetapi kualitasnya tidak sebagus daging impor," kata Apriaji saat ditemui Kompas.com, Rabu (15/5/2024).
Alasannya, sapi dari tiga negara di atas, diternak dengan metode khusus, terutama saat pemberian pakannya.
Baca juga: Ada Steak Dry Aged, Apa Bedanya dengan Steak Biasa?
"Sapi itu kan perlu treatment khusus biar enggak stres dan kualitas dagingnya baik. Kalau di Australia, kebanyakan sapinya hanya memakan biji-bijian," ungkap Apriaji.
Keseragaman pemberian pakan dan penanganan sapi impor ini, belum banyak ditemukan di Indonesia.
Namun demikian, Apriaji menuturkan, boleh saja mengolah daging sapi lokal menjadi steak.
Hanya saja, kualitas rasa, tekstur, dan aromanya tak sama persis dengan steak dari daging sapi impor.
Penting juga memerhatikan kondisi daging sapi lokal yang ingin dibuat steak. Pastikan memilih daging segar dan memotongnya dengan benar.
Baca juga:
Ciri daging sapi segar bisa dilihat dari warnanya yang merah cerah, teksturnya tidak kering, dan beraroma segar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.