KOMPAS.com - Gorengan atau lauk yang digoreng sering menjadi takjil atau lauk buka puasa.
Meski terbilang sederhana, cara menggoreng makanan harus tepat agar hasilnya renyah hingga buka puasa.
Pemilihan minyak hingga suhu panas untuk menggoreng sangat penting untuk diperhatikan.
Ada enam cara membuat lauk serba goreng agar hasilnya renyah dari buku "Seri Teknik Memasak: Masakan Serba Goreng" (2013) oleh Ide Masak terbitan Gramedia Pustaka Utama berikut ini.
Setiap jenis minyak memiliki titik asap yang berbeda, yakni waktu asap tipis muncul setelah minyak dipanaskan.
Minyak yang memiliki titik asap semakin tinggi biasanya memiliki mutu semakin baik.
Beberapa jenis minyak dengan titik asap tinggi adalah minyak kanola, minyak kacang, dan minyak biji bunga matahari.
Hindari membeli kemasan minyak bocor, kamu harus memerhatikan dengan cermat saat memilihnya di pasaran.
Baca juga:
Minyak bekas menggoreng atau minyak jelantah boleh saja digunakan kembali untuk memeasak. Namun, sebelumnya, pastikan kamu sudah menyimpannya di wadah bersih dan kedap udara.
Saran penggunaan minyak bekas maksimal tiga hari setelah dipakai karena warna dan konsistensinya akan berubah, apalagi bila dipakai menggoreng bahan dengan banyak bumbu.
Senyawa toksik yang memicu kanker juga dikhawatirkan bisa terdapat dalam minyak bekas bila dipakai berulang kali dalam waktu lama.
Jadi, hindari memakai minyak bekas yang sudah menhitam dan baunya sangat kuat. Minyak ini biasanya akan meneluarkan asap berlebihan saat dipanaskan.
Wajan stainless steel dinilai paling baik dan tepat untuk menggoreng. Pasalnya, wajan berbahan besi dan tembaga akan merusak minyak dalam waktu lebih cepat.
Gunakan wajan stainless steel berbentuk cekung dan tebal bila ingin menggoreng dengan minyak banyak agar bahan makanan dapat dimasak dengan sempurna.
Baca juga: