Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geblek Kulon Progo Disusun Sepanjang 710 Meter Pecahkan Rekor Muri

Kompas.com - 23/10/2022, 07:32 WIB
Dani Julius Zebua,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Geblek disusun berbaris sepanjang 710 meter mengeliling alun-alun Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kuliner khas Kulon Progo berbahan tepung singkong ini ditata di atas daun pisang berplastik pada meja bambu yang memutari pusat kota Wates.

Warga berebut mengambil panganan itu usai geblek berhasil melingkari alun-alun.

“Terpanjang di dunia dan Indonesia. Panjangnya 710 meter,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo, Joko Mursito, Sabtu (22/10/2022).

Geblek merupakan gorengan berbahan tepung singkong, berbeda dengan cireng dari sagu.

Kuliner tersebut jajanan khas Kulon Progo yang dibentuk melingkar seperti angka delapan dan berwarna putih bersih.

Panganan ini laris di antara warga. Mereka biasanya mengonsumsi geblek bersama tempe bacem atau tempe yang dimasak besengek atau berkuah santan kental.

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo melalui Dinas Pariwisata menggelar aksi membuat geblek terpanjang sebagai salah satu kegiatan dari promosi wisata melalui Menoreh Tourism Festival (MTF) 2022.

Baca juga:

Selain geblek terpanjang, Pemkab Kulon Progo membuat pameran ekonomi kreatif dan parade atraksi dan budaya dari 22 kontingen.

Rangkaian festival merupakan bagian dari kemeriahan HUT ke-71 Kulon Progo.

“Panjang 710 itu karena (menggambarkan) kita sedang ulang tahun yang ke-71,” kata Joko.

Banyak perajin geblek dari berbagai daerah turun ke ajang ini. Salah satunya Clara Yanti Suryani seorang pedagang geblek dari Pedukuhan Klepu, Kalurahan Banjararum, Kapanewon Kalibawang.

Clara membuat sedikitnya 14 kilogram adonan yang sudah disiapkan sejak semalam. Ia bersama beberapa karyawan mulai bersiap masak sejak subuh di alun-alun.

Clara mengaku ikut serta karena ingin makanan khas ini naik kelas, tidak hanya jajanan tradisional. Ia berharap geblek semakin dikenal.

"Ikut bangga karena geblek semakin dikenali dan menembus level nasional," kata Sumini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com