Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Masak di Rumah Dapat Bantu Hadapi Krisis Pangan Dunia? 

Kompas.com - 27/09/2022, 16:10 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

KOMPAS.com - Memasak di rumah bukan sekadar memenuhi urusan perut, melainkan juga membantu masyarakat menghadapi krisis pangan dunia. Kira-kira itu yang disampaikan oleh CEO Cookpad, Rimpei Iwata saat ditemui Kompas.com,  Senin (19/9/2022). 

Krisis pangan, krisis energi, dan inflasi yang tinggi dialami oleh beberapa negara di dunia saat ini, menjadi tantangan tersediri bagi masyarakat global yang saling terhubung. 

"Memasak di rumah dapat menjaga keanekaragaman hayati dan keberlanjutan lingkungan," kata Rimpei. 

Baca juga:

Ia menjelaskan tren saat pandemi banyak orang yang memilih menggunakan jasa pesan antar makanan dan kebanyakan dari restoran cepat saji. 

"Begitu pula tren makanan di restoran sekarang yaitu makanan berbasis nabati, tetapi sebenarnya jumlah orang yang memesan makanan cepat saji (fast food) jauh lebih banyak," kata Rimpei. 

Berdasarkan data dari Fortune Business Insights mengenai Fast Food Market Size, pasar makanan cepat saji global diproyeksikan tumbuh dari 972,74 miliar dollar AS pada 2021 menjadi 1,467,04 miliar dollar AS pada 2028. 

Dalam laporan tersebut dijelaskan bahwa banyak orang, khususnya generasi muda milenial memilih makanan cepat saji karena faktor praktis. 

Selain itu kenaikan penghasilan dan kebutuhan akan restoran cepat saji serta kasual pada negara berkembang, membuat pertumbuhan pasar makanan cepat saji semakin besar.  

Baca juga: Sejarah Perkembangan Kuliner Indonesia, Banyak Pengaruh dari Luar

Namun demikian, Rimpei mengatakan banyaknya konsumsi makanan cepat saji, berarti membuat konsumsi jenis makanan jadi serupa. 

"Kalau kita bergantung pada satu sumber makanan, berarti petani harus terus menanam itu dan mencari cara mempersingkat waktu tanam untuk mendapatkan hasil yang besar," kata Rimpei. 

Ladang gandum yang terbakar di wilayah Donetsk, Ukraina, akibat penembakan dalam invasi Rusia. Foto diambil dan dirilis oleh Layanan Darurat Ukraina pada 31 Juli 2022.UKRAINIAN EMERGENCY SERVICE Ladang gandum yang terbakar di wilayah Donetsk, Ukraina, akibat penembakan dalam invasi Rusia. Foto diambil dan dirilis oleh Layanan Darurat Ukraina pada 31 Juli 2022.

Hal tersebut membuat kondisi tanah tidak lagi subur, memperbesar potensi bencana alam, dan berimbas pada kenaikan harga pangan. 

"Makan secara sadar (eating consciously) itulah yang sulit. Pilihannya adalah kita menjadi konsumen atau menjadi pemasak yang sebenarnya telah kita lakukan selama berabad-abad dan memberi dampak yang positif untuk masyarakat," kata Rimpei. 

Dari masak makanan di rumah, Rimpei menjelaskan seseorang dapat menjaga kesehatan diri sendiri dan keluarga. 

Baca juga:

Selain itu masak dan makan bersama juga dapat menciptakan kedekatan satu sama lain. Tidak lupa, menjaga kelestarian makanan lokal yang bisa diteruskan kepada generasi selanjutnya. 

Cookpad menurut Rimpei mengajak penggunanya untuk masak sendiri dan mejaga keberlanjutan lingkungan. 

Caranya dengan membagikan ide dan tips memasak kepada orang lain, memberi inspirasi masakan untuk memanfaatkan bahan pangan yang sedang musim. 

Selain itu mendorong pengguna memasak berbagai jenis makanan yang saat ini jumlahnya mencapai 2,5 juta resep pada Cookpad global. 

Baca juga: Atasi Krisis Pangan, Pemerintah Siapkan Anggaran Rp 95 Triliun pada 2023

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Foodplace (@my.foodplace)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com