KOMPAS.com - Tantangan bisnis minuman kekinian bukan hanya perihal merancang model bisnis di awal.
Cara bertahan supaya tetap eksis di tengah menjamurnya para pelaku bisnis sejenis, dapat menjadi perhatian pebisnis minuman kekinian.
Direktur PT Andrawinatama Kerta Harja Forest Beverage Solutions Muadzin Furqanul Jihad mengatakan bahwa perlu inovasi terhadap produk yang dipasarkan supaya laku di pasaran.
"Dari data pelanggan, rata-rata varian yang laris itu sama, yang beda adalah cara penyajiannya," kata Muadzin saat ditemui oleh Kompas.com di Studio Foodplace Kompas Gramedia, Palmerah, pada Jumat (2/9/2022).
Sebagai pemasok bubuk dan sirup untuk bahan baku minuman kekinian, Muadzin membagikan dua tips kepada para pebisnis agar bisnis yang dijalankan tetap berkembang dan laris di pasaran.
Baca juga:
Menurut Muadzin, bisnis minuman kekinian saat ini termasuk mudah untuk dimulai, apalagi bagi kalangan pebisnis muda.
"Bisnis ini termasuk mudah, jadi dibutuhkan inovasi menu yang berkelanjutan supaya tetap bertahan," katanya.
Ia mengambil contoh negara Taiwan sebagai kiblat tren minuman kekinian. Bentuk inovasi yang dilakukan oleh Taiwan yaitu dengan memperbaharui menu serta mengikuti tren terbaru.
"Yang bisa bertahan itu bisnis yang bisa mengikuti tren, atau bahkan menciptakan tren sendiri agar orang lain ikut kita. Kalau tidak ikut tren, pelanggan pasti akan pindah ke toko sebelah," katanya.
Muadzin menilai bahwa sikap mempertahankan idelisme dan tidak mengikuti tren bukanlah hal yang salah.
Akan tetapi hal tersebut bisa saja membuka peluang menurunnya jumlah pembeli.
"Kalau tetap bertahan dengan idelisme, ya silakan saja. Tapi pada akhirnya pelanggan beralih ke sesuatu yang saat ini sedang tren, dan pasar kita tentu akan beralih ke tren yang sedang berkembang," katanya.
Baca juga:
Muadzin mengatakan bahwa meskipun minuman yang dijual punya kualitas bagus, akan tetapi hal tersebut akan sia-sia bila tidak diiringi dengan pelayanan yang bagus pula.
Tidak hanya itu, pelayanan dari segi presentasi pun juga perlu diperhatikan. Seperti pemilihan nama menu, kemasan, hingga konsep yang ingin diusung.
"Yang dijual itu tidak hanya minumannya, tetapi juga suasananya, terutama pelayanannya. Kalau makanan atau minumannya enak tapi penjualnya jutek, pembeli tida kakan balik lagi," kata Muadzin.
"Ini satu kesatuan yang ga bisa dipisahkan," katanya.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Lihat postingan ini di Instagram