Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikut Kompetisi Kopi Internasional, Apa Untungnya untuk Petani Indonesia?

Kompas.com - 23/12/2021, 10:35 WIB
Krisda Tiofani,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Cup of Excellence (COE) Asia yang pertama kali digelar di Indonesia sudah berada di penghujung kompetisi.

Ketua Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI) Daryanto Witarsa mengatakan, sejauh ini COE telah mengirim sampel kopi ke beberapa negara, seperti Jepang, China, Eropa, dan Australia.

Sampel kopi dari 32 peserta COE itu nantinya akan dilelang pada Januari hingga Februari 2022 mendatang.

Menurut Andi Widjaja, Ketua Pelaksana COE Indonesia 2021, pelelangan akan membantu petani yang mengikuti kompetisi kopi COE untuk memperkenalkan produk kopi Indonesia, khususnya milik pribadi yang mempunyai kualitas tinggi.

"Nanti ada buyer luar yang bisa mengangkat para petani, jadi ekspos untuk kopi Indonesia akan lebih bagus," kata Andi Daryanto dalam acara Press Conference SCAI COE di Journey To The South, Kemang pada Rabu (22/12/2021).

Andi mengatakan, COE Indonesia juga sempat mendapat feedback (umpan balik) positif dari beberapa pihak juri internasional, seperti Korea Selatan dan Australia.

Salah satu juri asal Korea Selatan, kata Andi, menyampaikan bahwa proses penjurian yang dijalani mampu mengubah persepsinya mengenai kopi Indonesia.

"Lalu dari Australia, mereka sampai bilang bahwa ini kopi-kopi yang selama ini mereka biasa dapat dari Indonesia itu benar-benar berbeda dengan yang kemarin ada di sini," tambahnya.

Proses penjurian Cup of Exellence Indonesia 2021. DOK. COE Indonesia Proses penjurian Cup of Exellence Indonesia 2021.

Baca juga:

Selain dapat menciptakan relasi dan mengubah citra kopi Indonesia menjadi lebih baik, menurut Andi, petani Indonesia juga memiliki keuntungan lain. 

Petani kopi Indonesia dapat menjual produk hasil taninya dengan harga lebih tinggi melalui kompetisi kopi internasional ini.

Harga lelang COE sendiri akan dibuka mulai empat sampai enam dollar AS per pon. Angka ini bisa terus naik seiring dengan penawaran terbaru.

Bid lelang COE akan naik 10 sen per pon dan terus meningkat sesuai dengan penawaran yang diberikan oleh bidder atau penawar.

Harga ini boleh dibandingkan dengan harga jual ceri kopi dari petani kopi Aceh Gayo yang menjadi jawara CEO 2021. Mereka sebelumnya menjual ceri kopi dengan harga belasan ribu rupiah per kilogram ke koperasi. 

"Kemarin COE baru melaksanakan lelang Ekuador, yang paling laku itu Brasil di 60 dolar per pon dan average untuk sebarannya itu 15 dollar AS per pon atau Rp 400.000-an per kilogram," ujar Andi.

"Jadi dengan harga di atas rata-rata, mudah-mudahan jerih payah teman-teman ini bisa terbayar," sambungnya.

Tak kalah penting, Andi menyampaikan bahwa kompetisi kopi internasional COE dan para pemenang beserta produknya, mampu menciptakan pasar kopi yang berkelanjutan dan positif untuk masa depan petani kopi.

"Terlebih juga mencoba menanamkan nilai-nilai seperti transparasi, integritas terutama. Jadi ketika mengirim barang untuk disubmit ke kompetisi, kita berkomitmen untuk menjaga integritas kita seperti tidak membeli kopi-kopi luar dari kompetisi," kata Andi,

"Juga menjaga keseimbangan harga di pasar karena mungkin ke depannya tidak mungkin harga kopi di pasaran umum disamakan dengan harga kopi lelang," pungkasnya.

Baca juga:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com