KOMPAS.com - Cilok merupakan kudapan yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Jika sering berkunjung ke Yogyakarta, barangkali kamu familier dengan Cilok Gajahan.
Cilok Gajahan terkenal sejak beberapa tahun lalu. Mulanya Cilok Gajahan hanya berjualan di Alun-alun Selatan Yogyakarta.
Namun kini Cilok Gajahan telah memiliki beberapa gerai yang tersebar di Yogyakarta. Misalnya saja di Jalan Kadipaten dan Jalan Kaliurang, Sleman.
Baca juga:
"Kalau dari awal sampai sekarang itu sebetulnya sudah 14 tahun. Tapi kalau warung-warungnya itu baru empat tahun lalu," tutur Syahrul kepada Kompas.com, Rabu (27/10/2021).
Inspirasi berjualan cilok Syahrul dapatkan dari temannya. Kala itu, ia memiliki teman yang juga berjualan cilok keliling, lalu ia pun tergugah untuk coba membuatnya secara otididak.
Di samping itu, Syahrul juga menyadari bahwa saat itu banyak penjual cilok di Yogyakarta belum banyak. Jadi, ia tertarik untuk mencobanya.
"Dulu saya di daerah Sonosewu sana, ada teman jualan cilok, dari Tasik. Jadi, di Yogyakarta kan pas itu belum seberapa, terus saya terinspirasi, kepingin juga gitu. Tapi saya belajar, otodidak juga, enggak langsung diajarin gitu," jelas Syahrul.
"Dulu kan di Yogyakarta ini kan cilok belum familier ya, masih asing. Masih kalah sama siomay, batagor," tambahnya.
Baca juga:
Sebelumnya seperti sekarang, Syahrul sempat berjualan cilok keliling ke sekolah-sekolah. Lalu, pada siang hari Syahrul mangkal di Alun-alun Selatan.
Aktivitas tersebut ia lakukan setiap hari, sampai Syahrul pun hafal dengan jam istirahat tiap sekolah.
"Dulu saya jualan di sekolah-sekolahan gitu. Jadi, anak-anak sekolah berangkat saya juga berangkat. Sehari bisa empat sampai lima sekolah, sampai hafal jam istirahatnya, tapi pindah-pindah juga, dorongan gitu kan. Tapi sorenya jam duaan gitu, terus mangkal di Alun-alun Selatan situ," terang Syahrul.
Berkat ketekunan dan kesabarannya, cilok buatan Syahrul pun menarik minat masyarakat. Bahkan beberapa tahun lalu, ciloknya sempat hits. Saking ramainya banyak pembeli yang tidak kebagian.
Melihat hal tersebut, Syahrul lalu memberanikan diri untuk membuka outlet. Sebab ia juga tidak mau mengecewakan pelanggan yang kerap kehabisan.