KOMPAS.com - Ragi menjadi salah satu bahan yang dibutuhkan saat membuat roti dan donat. Namun, ragi memiliki beberapa jenis dan berbeda satu sama lain.
Ragi merupakan organisme bersel tunggal (Saccharomyces cerevisiae) yang ada pada permukaan biji-bijian (seperti tepung terigu) dan buah-buahan (seperti anggur).
Baca juga: Cara Aktifkan Ragi Kering, Bekal Bikin Donat dan Roti Mengembang
Ragi mulai mengonsumsi gula dalam biji-bijian dan buah, kemudian melepaskan gas karbon dioksida ketika diaktifkan dengan air.
Dalam adonan roti, gas ini berfungsi mengisi struktur gluten dan menyebabkan adonan mengembang.
Berikut empat jenis ragi yang sering ditemui untuk membuat roti dan donat dikutip dari MasterClass.
Jenis ragi yang paling banyak tersedia di pasaran dan paling umum digunakan untuk membuat roti. Ragi ini terdiri dari butiran ragi yang ditutupi dengan lapisan pelindung.
Melansir Marthastewart.com, cara menggunakan ragi ini, ragi perlu dicampur dengan air hangat dan gula.
Saat ragi bergelembung di permukaan air, berarti ragi aktif dan siap dicampurkan dalam adonan roti.
Apabila tidak ada gelembung ragi di atas permukaan air, menandakan ragi telah mati dan tidak bisa digunakan untuk membuat roti.
Perubahan dilakukan pada ragi kering untuk membuatnya larut lebih cepat pada 1970-an.
Ragi instan dapat ditambahkan langsung ke tepung terigu dan garam, tanpa perlu diaktifkan dahulu sebelumnya.
Partikel ragi instan yang lebih kecil, memungkinkan ragi larut lebih cepat pada adonan.
Baca juga: Apa Bedanya Ragi Kering dan Instan? Kenali Jenis Ragi Berikut