KOMPAS.com - Beberapa jenis umbi di Indonesia bisa diolah dengan mudah. Namun, hal itu tidak berlaku untuk porang.
Porang merupakan salah satu umbi yang tidak disarankan untuk diolah sendiri. Sebab, porang memiliki kandungan oksalat yang menimbulkan efek gatal.
Prof. Dr. Edi Santosa, Guru Besar Fakultas Pertanian IPB sekaligus Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura, Faperta IPB mengatakan, ada jenis porang yang membuat gatal dan tidak gatal.
"Masih diteliti kenapa ada yang gatal dan tidak gatal. Namun, secara umum porang itu gatal kalau masih bentuk umbi segar," kata Edi kepada Kompas.com, Kamis (12/8/2021).
Baca juga:
Porang membutuhkan beberapa tahapan untuk bisa diolah dengan aman.
Edi menuturkan, setelah dipanen, porang bisa dirajang dan dijemur, lalu digiling menjadi halus dan dipisahkan glukomanannya.
Setelah itu, persentase kandungan glukomanan dalam porang harus dicek, lalu bisa diolah menjadi berbagai produk.
Sementara untuk mengolah porang menjadi shirataki, pengolahannya mirip dengan pengolahan porang kering.
Baca juga:
Pertama, porang harus dipotong-potong, lalu dikeringkan dan dipisahkan untuk memperoleh glukomanan murni.
Setelah itu, tepung glukomanan bisa dicampur air, direbus, dan dimasukkan ke dalam mesin pembuat mi.
"Waktu yang lama itu mengeringkannya tetapi sebentar kalau dikeringkan pakai mesin. Panen tiga hari, pemisahanan glukomanan satu jam, bikin mi dua jam," kata Edi
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.