KOMPAS.com - Garam merupakan salah satu bumbu utama yang memberi cita rasa dalam masakan. Ada 20 jenis garam di dunia, salah satunya garam kosher.
Diantara jenis garam tersebut, garam kosher merupakan salah satu bumbu dapur utama yang sehat dan baik untuk dikonsumsi.
Hal tersebut karena garam kosher tidak melalui proses pemurnian, tidak mengandung zat anti penggumpalan atau yodium.
Nama garam kosher erat kaitannya dengan tradisi kuliner orang Yahudi, yaitu Khasrut.
Baca juga: Apa Fungsi Garam pada Proses Pembuatan Es Krim?
Salah satu pedoman tradisi agama ini adalah dilarang makan daging yang masih mengandung darah.
Oleh karena itu, orang Yahudi harus menemukan cara yang halal untuk menghilangkan darah dari daging.
Akhirnya mereka menggunakan sejenis garam berbutir kasar untuk menghilangkan darah dari daging.
Garam kosher tidak selalu digunakan untuk tradisi kuliner Yahudi, tetapi bisa juga digunakan untuk hal lainnya. Saat ini garam kosher banyak digunakan dalam berbagai sajian ala barat khususnya Amerika Serikat.
Baca juga: Cara Membuat Es Krim dengan Garam dan Es Batu, Hasilnya Lembut
Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai garam kosher, seperti dikutip dari Seasalt dan Bonappetit.com
Garam kosher merupakan mineral alami yang memiliki bentuk butir kasar dan partikel yang besar.
Garam tersebut mengandung lebih sedikit bahan aditif (bahan tambahan). Rasanya lebih kaya dan ringan daripada garam biasa.
Kosher hampir sama dengan garam lainnya, terdiri dari molekul natrium dan klorin yang terikat bersama oleh ikatan ionik yang kuat.
Namun, kosher tidak mengandung yodium seperti garam pada umumnya. Garam tersebut juga dianggap sebagai garam reduksi natrium.
Baca juga: Apa Itu Fleur de Sel? Garam dari Perancis yang Harganya Mahal
Partikel garam kosher yang besar membuat satu porsi garam kosher akan selalu memiliki jumlah natrium yang lebih rendah, dibandingkan dengan porsi garam jenis lain yang sama.