Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hubungan Warung Nasi Kapau dan Kemandirian Perempuan Minang

Kompas.com - 30/10/2020, 11:17 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

Hal itu kemudian mempengaruhi juga tradisi matrilineal yang ada di masyarakat Minang. Di rumah gadang, sangat sedikit ruangan disediakan untuk tempat tinggal laki-laki.

Biasanya anak-anak lelaki banyak tinggal di surau atau masjid untuk lalu merantau ke luar setelah cukup umur.

Etos kerja perempuan Minang

Karena mayoritas dihuni kaum perempuan, memaksa mereka untuk bisa menghasilkan uang secara mandiri. Itu salah satu hal yang mendorong para perempuan untuk mulai berdagang.

Fadly menunjukkan beberapa foto perempuan-perempuan di Kabupaten Agam pada masa lalu yang terlihat sedang membawa dagangan mereka ke pasar.

“Mereka membawa susunan atau apa yang mereka dagangkan di atas kepalanya. Bersama anak kecil juga. Biasanya komoditas ini tidak jauh dari bahan makanan, pakaian, apa yang biasa diperdagangkan di pasar,” tutur Fadly.

Baca juga: 5 Makanan Khas Lapau Nasi Kapau yang Tidak ada di Rumah Makan Padang

Lama kelamaan etos berdagang perempuan Minang pun terus berkembang. Salah satunya mereka membuka warung nasi atau lapau nasi kapau di pasar-pasar.

Fadly sempat menunjukkan foto lapau nasi kapau di Pasar Payakumbuh pada 1911. Itu menunjukkan persebaran lapau yang cukup masif.

Lapau di masa itu masih serupa dengan lapau masa kini. Tempat makan yang sederhana dengan tenda, area penyajian makanan yang bertingkat dan sejajar dengan pelanggan.

“Itu dihamparkan di meja. Terus menunjukkan keegaliteran, orang-orang makan berguyub bersama. Terus kemudian pedagang juga bisa lebih interaktif,” kata dia.

Hingga kini, kamu akan menemukan sebagian besar lapau di Nagari Kapau dan sekitarnya dijalankan oleh uni atau perempuan Minang.

Hal ini, kata Fadly, menunjukkan bagaimana budaya tersebut terus berkembang. Mulai dari tradisi merantau hingga berdagang kuliner.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com