KOMPAS.com – Robusta dan arabika dua jenis kopi yang sering kita dengar dan banyak beredar di Indonesia.
Selain nama, karakteristik kopi robusta dan arabika pun berbeda. Mulai dari ketinggian daerah tumbuh sampai sampai proses pengolahan biji kopi.
Baca juga: Apa Bedanya Rasa Kopi Espresso Pakai Biji Arabika dengan Robusta?
Pemilik brand Kopi Kange Wiliam Heuw menjelaskan perbedaan kopi robusta dan arabika secara detail kepada Kompas.com, Selasa (10/3/2020).
Kopi robusta dan arabika berasal dari dua pohon berbeda. Selain itu, lokasi dan kondisi daerah tumbuh kopi robusta dan arabika juga berbeda.
Menurut Wiliam Heuw, kopi robusta bisa tumbuh di lahan dengan ketinggian di bawah 1.000 mdpl (meter di atas permukaan laut).
Pohon kopi robusta dapat tumbuh di ketinggian yang rendah, iklim yang panas dengan kondisi air sedikit.
Selain itu, pohon kopi robusta cenderung lebih tahan terhadap hama dan penyakti. Para petani kopi lebih gampang menanam dan merawat kopi robusta dibandingkan kopi arabika.
Berkat kedua hal tersebut, perkebunan kopi robusta lebih banyak berkembang di Indonesia.
Sementara kopi arabika harus ditanam di daerah pegunungan dengan ketinggian 1.000-2.000 mdpl. Suhu daerah menanam kopi arabika sebaiknya 14-24 derajat celsius.
Kopi robusta dan kopi arabika tumbuh dan berkembang di daerah dengan kondisi yang berbeda. Akibatnya biji kopi yang dihasilkan pun ikut berbeda dari segi rasa.
Pohon kopi robusta yang tumbuh di daerah dataran rendah dengan iklim panas membuat rasa biji kopinya tidak senikmat biji kopi arabika.
Melansir Kompas.com, rasa kopi robusta cenderung lebih pahit karena mengandung kafein sebesar 1,7-4 persen.
Sementara itu, rasa kopi arabika lebih didominasi asam walaupun ada sedikit pahit. Kandungan kafein kopi arabika sebesar 0,8-1,4 persen.
Kopi arabika juga mempunyai rasa tutty fruity atau buah-buahan.
Rasa kopi robusta maupun arabika juga dipengaruhi oleh teknik roasting dan penyeduhan. Proses roasting akan memperkuat dan mengeluarkan karakteristik kopi.
Penggiat kopi seperti roaster atau barista suka eksperimen rasa kopi dengan mencoba proses roasting dengan tingkat panas yang berbeda.
Setelah di-roasting, biji kopi masuk tahap penyeduhan. Teknik penyeduhan pun ada beragam, bisa tubruk, manual brew , sampai espresso.
Keberagaman teknik penyeduhan ini juga akan menghasilkan rasa yang berbeda satu sama lain. Ada yang body tebal, asamnya tinggi, rasa pahitnya terasa, dan sebagainya.