Ia lagi-lagi jadi satu-satunya yang menggunakan merk dagang seperti itu di dusunnya.
Keputusannya untuk menggunakan merk dagang seperti itu berawal dari dirinya yang mulai menjual kopi bubuk siap seduh.
“Awal mula kan saya menjual green bean yang masih mentah. Terus banyak juga ternyata pesanan kopi bubuk yang sudah siap seduh, jadi saya mengajukan izin setempat supaya itu bisa beredar di mana-mana,” terang Andi.
Nama “Genting” sendiri ia ambil dari nama bukit yang ada di dekat dusunnya, sebuah bukit besar bernama Genting.
Sementara istilah “Kampoeng” ia gunakan karena dusun tempat ia bertani dan tinggal juga dikenal sebagai kampung kopi.
Di Dusun Krempong ini sebenarnya juga ada kelompok tani khusus. Namun sayangnya belum maksimal menjaga kualitas biji kopi yang dihasilkan seluruh petani yang berada di bawahnya.
Baca juga: Resep Es Kopi Susu Kekinian, Pakai Gula Aren Cair
Menurut Andi, kelompok tani belum bisa meminta orang-orang untuk memproses hasil panen mereka seperti yang dilakukan Andi.
Maka dari itu ia pun memilih untuk beroperasi sendiri saja.
“Karena saya belum bisa membeli full semua dari orang-orang. Takutnya awal mula kualitas bagus, tapi lama kelaman makin kendur. Tidak bisa memproduksi sesuai dengan apa yang saya butuhkan nanti malah saya yang repot. Jadi saya tetap fokus ke sendiri,” pungkas Andi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.