Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UMJ Tanggapi Program Cegah Stunting dari Capres Cawapres 2024

Kompas.com - 05/02/2024, 09:14 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

Atmi menekankan, target intervensi tidak terbatas pada 1.000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) tetapi juga kepada anak sekolah, remaja putri, dan calon pengantin.

Program berbasis komunitas untuk cegah stunting

Dari mereka akan muncul generasi bangsa yang jika gizinya tercukupi akan menghasilkan generasi yang berkualitas. Sehingga cita-cita pembangunan Indonesia untuk mewujudkan Generasi Emas 2045 dapat tercapai.

Program berbasis komunitas, lanjut Atmi, dapat dilakukan untuk mencegah stunting. Masyarakat dilibatkan sebagai pelaku yang berperan aktif dalam program yang didampingi oleh organisasi masyarakat, pemerintah dan perguruan tinggi.

"Masyarakat bukan sebagai obyek, tapi pelaku yang berperan aktif. Program penanggulangan stunting berbasis komunitas selama ini sudah banyak dilakukan sehingga tinggal dievaluasi, dimonitor dan didukung dana untuk keberlanjutannya," tegasnya.

Baca juga: Dorong Penurunan Angka Stunting, FKM UI Hadirkan Learning Center PDRC

Program berbasis komunitas juga, menurut Atmi perlu melibatkan tokoh masyarakat, serta dukungan dan komitmen pemerintah.

"Dengan begitu, akan tumbuh rasa memiliki dalam diri masyarakat terhadap program gizi dan kesehatan. Sehingga akan membentuk perilaku sehat Masyarakat. Pada akhirnya diharapkan dapat menurunkan angka stunting maupun malnutrisi lainnya," pungkas Atmi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com