Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Lewat "PASTI", BKKBN Percepat Penurunan Prevalensi Stunting di Indonesia

Kompas.com - 15/12/2023, 12:07 WIB
F Azzahra,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), Tanoto Foundation, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), PT Bank Central Asia Tbk (BCA), dan Yayasan Bakti Barito meluncurkan program Partnership to Accelerate Stunting Reduction in Indonesia (PASTI) yang di implementasikan oleh Wahana Visi Indonesia (WVI) di Jakarta, Kamis (14/12/2023).

Program PASTI mendukung target pemerintah Indonesia dalam menurunkan angka stunting menjadi 14 persen pada 2024.

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022, sekitar 21,6 persen bayi lima tahun (balita) di Indonesia mengalami stunting. Kondisi ini bisa memengaruhi kemampuan kognitif, kesehatan, serta produktivitas pada masa mendatang.

Adapun PASTI dilaksanakan karena selaras dengan Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting Indonesia yang berada di bawah koordinasi BKKBN.

PASTI telah dijalankan di 8 kabupaten di 4 provinsi, yakni Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Melawi dan Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat, dan Kabupaten Kupang dan Kabuparen Sumba Barat Daya, Provinsi Kalimantan Barat.

Baca juga: Tanoto Foundation Salurkan Beasiswa Teladan 2023, Beri Bantuan Pendidikan

Target implementasi PASTI pada 2026 dapat dijalankan di 16 kabupaten di 4 provinsi tersebut.

Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo mengatakan, perhatian USAID, Tanoto Foundation, PT AMMAN, BCA, Yayasan Bakti Barito, dan WVI sangat penting karena peran pemerintah dalam menangani stunting terbatas, yakni hanya sekitar 30 persen saja.

Pasalnya, kemampuan pemerintah untuk menangani stunting saat ini hanya 30 persen saja. 

"Kami harap, melalui pendekatan yang strategis dan edukasi yang masyarakat dapat menjadi kunci sukses di tengah kesadaran dan pemahaman masyarakat yang rendah terkait stunting," kata dr Hasto dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (15/12/2023).

Untuk diketahui, PASTI di implementasikan melalui 3 pendekatan, yakni intervensi gizi, peningkatan kesadaran terhadap stunting, dan penguatan lembaga pemangku kepentingan melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).

Baca juga: Ingatkan Pentingnya PAUD, Tanoto Foundation, UI dan Kementerian PPN/Bappenas Gelar Symposium on ECED

Chief of Party PASTI WVI Maria Adrijanti mengatakan, langkah pertama adalah intervensi gizi terpadu berbasis konteks lokal untuk keluarga berisiko stunting, terutama selama 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

"Kedua, peningkatan kesadaran terkait stunting bagi remaja dan calon pengantin. Ketiga, melalui penguatan kelembagaan pemangku kepentingan melalui TPPS dari tingkat kabupaten, kecamatan, hingga kelurahan," jelas Maria.

Oleh karena itu, implementasi PASTI diharapkan dapat berkontribusi dalam menjembatani celah yang signifikan pada upaya percepatan penurunan stunting di provinsi target.

Sementara itu, Direktur USAID Indonesia Jeff Cohen menjelaskan, kemitraan lintas sektor dilakukan dengan melibatkan sejumlah lembaga, sektor swasta, dan masyarakat.

"Seperti PASTI, yang dimanfaatkan untuk sumber daya dan penerapan praktik terbaik berbasis bukti untuk mendukung penurunan stunting di Indonesia," ucap Jeff.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com