Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Noni, Anak Tukang yang Kuliah Gratis di UGM

Kompas.com - 21/07/2023, 17:07 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Noni Cantika Wiguna, sebentar lagi siap menjadi mahasiswa baru Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia lolos lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2023.

Sejauh yang ia rasakan, Noni sempat deg-degan saat pengumuman SNBP 2023. Sebab, untuk kuliah ke UGM tentu sangat ketat dan biaya kuliah juga tak sedikit. Apalagi kedua orangtuanya adalah tukang bangunan dan pekerja lepas.

Beruntung, ia tak perlu khawatir biaya kuliah karena bisa kuliah gratis dengan Uang Kuliah Tunggal (UKT) Pendidikan Unggul bersubsidi 100 (UKT 0) di Prodi Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar Sekolah Vokasi UGM.

Baca juga: Kisah Alfatea, Lulus Summa Cumlaude IPK 3,97 dari Kedokteran UB

Ditambah, ia saat ini masih menjadi kandidat penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. Dengan lolos beasiswa dan bisa kuliah gratis dari UGM bisa membantu ekonomi orangtuanya.

Sejak SMA menjadi guru ngaji

Noni sejak kecil terbiasa mandiri dengan ekonomi yang terbatas. Kesehariannya diisi dengan mengajar mengaji anak-anak SD Yayasan Daarul Haq Madani Indonesia Soreang Bandung.

Sesekali Noni mengingatkan kembali hafalan Al Quran yang salah dibaca oleh beberapa siswa. Tidak lupa ia juga terkadang menegur secara halus siswa yang masih sibuk berbincang dengan temannya.

Anak pasangan Ika (38) dan Sarman Uju (43) ini menjadi guru ngaji selepas pulang sekolah dari SMAN 1 Soreang.

Noni bercerita tidak jarang dirinya menginap di asrama yayasan dan tidak pulang ke rumahnya di daerah Ciluncat, Cangkuang, Soreang, Jawa Barat.

“Ya ada sekitar 15 anaklah yang mengaji,” tutur Noni, dilansir dari laman UGM.

Meskipun secara materi dari kesibukannya mengajar mengaji ini tidak seberapa, namun Noni tetap tekun melakoninya.

Tugas utamanya untuk belajar di SMAN 1 Soreang pun tetap diutamakan. Hasilnya pun Noni dari sejak kelas 1 hingga 3 selalu masuk 5 besar di sekolahnya.

Baca juga: Kisah Mukti, Usia 25 Tahun Lulus S3 Cumlaude dengan IPK 4

Ibu Noni, Ika, juga bercerita anak sulungnya ini selain rajin juga cukup bertanggung jawab dengan studinya. Bisa membagi waktu di sela-sela kesibukannya. Terbukti dari prestasi sekolah yang diraih meski setiap hari sibuk mengajar mengaji.

“Anaknya tanggung jawablah dengan dirinya sendiri,” kata Ika.

Sejak SD selalu gratis sekolah karena berprestasi

Ika dan Sarman menyadari meski sehari-hari hidup mereka serba pas-pasan tapi terkait studi mereka tetap berharap kedua anaknya bisa melanjutkan studi melebihi kedua orang tuanya.

Ya, Noni adalah anak sulung dan masih mempunyai seorang adik laki-laki yang ada di bangku kelas 5 sekolah dasar.

Sehari-hari Ika berjualan kecil-kecilan alat kebutuhan rumah tangga di rumahnya. Ika juga sesekali membantu catering tetangganya jika ada pesanan.

Sementara ayah Noni, Sarman, bekerja di luar kota. Terkadang ia bekerja sebagai tukang bangunan, terkadang pula membantu temannya menjahit.

“Ya dari itu saja, kadang ayahnya di bangunan, kadang menjahit. Pulangnya juga tak tentu,” urai Ika.

Dari pekerjaannya itu penghasilan yang diterima setiap bulan memang tak menentu. Tapi rata-rata ayahnya bisa mencapai Rp 1 juta lebih.

Dengan kondisi seperti ini mereka sangat bersyukur karena dari SD hingga SMA Noni berada di sekolah negeri sehingga gratis sekolah. Sampai kuliahpun bisa gratis dan dapat beasiswa. 

Apalagi kini Noni diterima di UGM, yang jauh dari tempat asalnya. “Waktu itu campur aduk. Ya senang dan deg-degan juga karena akan jauh dari orang tua. Tapi saya yakin karena UGM bagus,” kata Ika.

Baca juga: Webinar Unair Bahas 4 Cara Bisnis Digital Marketing

Demikian pula dengan Noni. Ia memandang UGM kampus terbaik. Yogyakarta juga kota pelajar sehingga ia memantabkan tekadnya untuk studi dengan sungguh-sungguh nantinya.

“Tentu akan belajar sungguh-sungguh,” tutur Noni dengan mantab.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com