Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua BEM: UNY Minta Mahasiswa Terima Kenaikan UKT dan Tidak Demo

Kompas.com - 18/05/2024, 08:00 WIB
Sania Mashabi,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Farras Raihan mengungkap adanya kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) di kampusnya pada tahun 2024.

Kenaikan itu, kata Farras, cukup tinggi jika dibandingkan dengan pendapatan warga Yogyakarta yang tidak setinggi di Jakarta.

"Pada hari ini setiap golongannya terdapat kenaikan tidak hanya kenaikan di golongannya tapi juga penambahan golongan," kata Farras dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) bersama Komisi X DPR RI, Kamis (16/5/2024).

Baca juga: 10 PTN Menaikkan Biaya Kuliah 2024, Ada UI dan UGM

Farras mengatakan, dengan keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki UNY kenaikan biaya UKT itu terlalu besar. Ia pun mencontohkan biaya UKT untuk program studi (Prodi) vokasi paling tinggi mencapai Rp 14 juta.

Kelompok UKT di UNY, lanjut Farras, juga ditambah dari yang awalnya hanya tujuh, kini menjadi 10 kelompok UKT.

"Dengan keterbatasan sarana dan prasarana bahkan UKT tertinggi di vokasi itu mencapai Rp 14 juta itu di golongan 10," ujarnya.

Melihat kenaikan ini, Farras sudah mencoba berkomunikasi dengan pihak Rektorat, namun pihak kampus terkesan menganggap kenaikan ini lumrah terjadi.

Mengingat kebutuhan hidup bertambah, dan Indonesia juga sedang mengalami inflasi keuangan.

"Dengan alasan mereka karena semua naik kondisi sedang inflasi dirasa yang merasakan itu bukan hanya universitas tapi juga orangtua yang menjadi Bapak dan Ibu dari mahasiswa juga merasakan hal itu. Jadi dirasa itu akan lebih menyiksa mereka," tuturnya.

Baca juga: Puluhan Calon Mahasiswa Batal Masuk Universitas Riau karena UKT Naik

Selain itu, lanjut Farras, pihak kampus juga terkesan menganggap remeh kondisi ekonomi orangtua mahasiswa dengan menganggap semua mahasiswa melaporkan kondisi keuangan yang tidak benar.

BEM, kata Farras, juga diminta untuk menerima kenaikan UKT dan tidak melakukan demonstrasi.

"Malah memaklumkan UKT ini 'udahlah Mas enggak usah ada yang namanya demo tentang UKT. UKT yang kalian bayarkan cuman beberapa persen menambal operasional di keberlangsungan universitas," ungkapnya.

"Di kampus kami sudah dilarang berbicara jadi harapannya kami bisa bicara baik-baik di sini," pungkas Farras.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com