Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rektor UMHT: Peningkatan Layanan Kesehatan di Indonesia Perlu Pendekatan Holistik

Kompas.com - 17/05/2024, 15:39 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Upaya peningkatan layanan kesehatan di Indonesia harus dilakukan secara holistik melakukan peningkatan seluruh sub sistem layanan kesehatan yang ada baik sub sistem upaya, fasilitas, logistik dan obat-obatan, pembiayaan, serta SDM.

Hal ini ditegaskan Rektor Universitas MH Thamrin (UMHT), Daeng Mohammad Faqih dalam acara temu media di Kampus A UMHT Jakarta, Kamis (16/5/2024).

Dia menegaskan, pertama harus difokuskan adalah ketersediaan seluruh sub sistem tersebut.

"Jika sudah tersedia dan merata, baru lah kita bicara tentang mutu dan kualitas. Dan itu tidak bisa dilakukan hanya dengan membandingkan jumlah layanan dengan populasi saja, tapi harus dilakukan per daerah, sesuai dengan kebutuhan tiap daerah," jelas Daeng Faqih.

Rektor UMHT juga menyebutkan, pemerintah telah menyatakan saat ini Indonesia masih membutuhkan tenaga dokter spesialis. Dinyatakan Indonesia masih kekurangan 31.481 dokter spesialis untuk melayani 277.432.360 penduduk.

"Harus dipetakan, kebutuhan dokter spesialis itu dimana saja. Lalu, itu kan hanya di sektor dokter spesialis saja. Bagaimana dengan tenaga kesehatan lainnya, itu juga harus dievaluasi," ungkapnya.

Karena dalam layanan kesehatan, bukan hanya dokter umum dan dokter spesialis saja dibutuhkan. Tapi juga tenaga pendukung layanan kesehatan lainnya.

"Dokter spesialis dasar itu kan ada empat, anak, obgyn, bedah dan internis. Lalu, penunjangnya siapa? Ada ahli anestesi, ada laboratorium untuk pemeriksaan lanjutan, dan ada operator mesin, seperti untuk radiologi," ujarnya.

"Lalu, harus dihitung juga kebutuhan perawat dan bidangnya. Perawat pun kan berbeda, ada yang untuk di ICU, ada di ruang rawat inap," tambah Daeng Faqih lagi.

Selanjutnya, yang perlu diingat adalah pelayanan kesehatan itu membutuhkan tempat untuk melakukan layanan kesehatan.

"Jadi bukan hanya SDM saja yang perlu dicukupi, tapi juga infrastrukur, fasilitas, hingga obat-obatan juga perlu dicukupi. Kalau SDM ada, tapi infrastrukurnya tidak ada ya tidak bisa. Dokter sudah menganalisa, tapi obatnya tidak tersedia, ya juga tidak bisa," kata Daeng Faqih lebih lanjut.

Ia menegaskan bahwa layanan kesehatan itu adalah satu paket yang tidak bisa saling dilemahkan.

Baca juga: Kemenkes Pastikan Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Ini Caranya

"Semuanya sinergi dalam melakukan pelayanan. Jadi, saya mengimbau pemerintah untuk melakukan evaluasi yang lebih mendalam untuk memastikan kebijakan dalam sektor layanan kesehatan ini bisa dioptimalkan," ujarnya.

Jika sudah mencapai ketercukupan dan pemerataan layanan kesehatan, baru lah berbicara tentang kesanggupan SDM kesehatan Indonesia untuk bersaing. Baik dengan SDM luar negeri yang datang ke Indonesia atau dengan SDM tenaga kesehatan di skala internasional.

Menyiapkan SDM dan infrastruktur

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com