Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunakan Kartusa, Siswa Belajar Bahasa dan Sastra lewat Permainan

Kompas.com - 05/10/2022, 14:22 WIB
Angela Siallagan,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi


KOMPAS.comBelajar bahasa dan sastra Indonesia belum menjadi salah satu aktivitas yang diminati oleh kebanyakan masyarakat Indonesia, terutama kaum pelajar.

Pelajaran bahasa dan sastra Indonesia sebenarnya sudah dipelajari sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), tetapi masih dianggap sulit untuk dimengerti.

Itulah sebabnya, banyak masyarakat Indonesia yang belum mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Menyadari fenomena tersebut, dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran (FIB Unpad) terdorong untuk melakukan metode permainan “Kartusa” atau “Kartu Sastra.” Hal ini bukanlah metode pengajaran yang konvensional.

Dirilis dari laman resmi Unpad, permainan Kartusa dikenal sebagai media pembelajaran bahasa dan sastra yang dikembangkan sejak 2019 oleh tiga orang dosen FIB Unpad yakni Dr. Lina Meilinawati Rahayu, Prof. Aquarini Priyatna dan Baban Banita.

Baca juga: 8 Beasiswa S2-S3 Tanpa Batas Usia, Kuliah Gratis dan Uang Saku

“Selama ini pelajaran bahasa dan sastra Indonesia tidak begitu diminati. Hal ini menjadikan literasi kita masih rendah. Permainan ini diharapkan akan menarik minat mereka untuk lebih senang membaca,” ujar Lina, salah satu dari tim peneliti.

Kartusa sendiri didesain sebagai media pembelajaran yang efektif dan implementasi dari metode pembelajaran berbasis permainan atau game based learning (GBL).

Lina mengatakan bahwa metode GBL telah berhasil diterapkan di berbagai negara dan berhasil memotivasi peserta didik untuk tertarik mempelajari sesuatu.

Selain itu, kata Lina bahwa metode Kartusa merupakan adaptasi dari permainan “Karuta” dari negara Jepang yang sangat diminati dan berhasil meningkatkan literasi masyarakat di sana.

Baca juga: Radio Kayu hingga Sepeda Bambu, Ini Karya Inovatif Alumnus ITB

Oleh karena itu, metode pembelajaran GBL dan Kartusa menjadi dua rujukan yang menjadi pertimbangan utama oleh tim peneliti untuk mengajarkan bahasa dan sastra lewat metode permainan.

“Di beberapa negara, GBL biasanya digunakan untuk belajar matematika dan berhasil memotivasi anak untuk ingin tahu. Untuk pelajaran bahasa Indonesia kita lihat masih belum banyak, untuk itu kita coba gunakan metode ini,” pungkas Lina.

Selain itu, metode permainan juga dapat mendorong kerja sama antara pemain, mampu berkompetisi secara adil, mengapresiasi setiap kemenangan ataupun kekalahan, hingga menghilangkan strata antar pemain.

Baca juga: Profil SMAN 2 Kota Tangerang Selatan, SMA Negeri Terbaik di Tangsel

Hibah penelitian terapan dari Ditjen Dikti selama tiga tahun

Model pembelajaran Kartu Sastra atau Kartusa akhirnya mendapat hibah penelitian terapan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti). Tim melanjutkan penelitiannya selama tiga tahun dengan membuat target akan menghasilkan enam kartu permainan.

Tahun pertama hasilkan tiga kartu

Kartu ?Tokoh Sastra dan Karyanya? dari permainan ?Kartusa? yang dirancang dosen FIB Unpad. Dok: Unpad Kartu ?Tokoh Sastra dan Karyanya? dari permainan ?Kartusa? yang dirancang dosen FIB Unpad.

Pada tahun pertama, tim peneliti berhasil menyusun tiga jenis kartu yaitu satu set kartu tokoh sastra Indonesia dan karyanya, satu set kartu kosakata berupa kata-kata dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang jarang digunakan, dan satu set kartu sinonim.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com