Jangan ragu untuk berbicara dengan orang lain. Baik itu dengan rekan kerja, sahabat, atau terapis jika perlu, hal ini dapat membantu kita mengatasi efek bullying yang dirasakan.
Jaga rasa percaya diri dan pikiran positif. Bullying tidak merepresentasikan isu tentang targetnya, tapi merepresentasikan isu tentang pelakunya.
Selain itu, seorang karyawan juga harus percaya bahwa mereka terlindung di bawah perusahaan yang memiliki kebijakan kuat terhadap segala bentuk diskriminasi dan bullying.
Baca juga: Dosen Psikologi UMM: Dua Cara Redakan Stres untuk Tenangkan Hati
Untuk itu, sangat penting bagi seorang calon karyawan untuk memastikan bahwa mereka memilih perusahaan yang berpihak pada kesetaraan, keberagaman dan inklusivitas.
Sementara itu, Head of Communication Unilever Indonesia Kristy Nelwan mengatakan, sejalan dengan strategi The Unilever Compass, Unilever berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif.
"Komitmen ini diwujudkan melalui berbagai upaya dan langkah nyata untuk turut berpartisipasi menegakkan kesetaraan, keberagaman dan inklusivitas di lingkungan tempat kami beroperasi," Ujarnya.
Bagi Unilever Indonesia, ada equity, diversity, and inclusion board yang bertugas menjalankan dan memonitor berbagai upaya Perusahaan.
Seperti misalnya webinar yang bertujuan agar para mahasiswa selaku gen Z lebih mengetahui perusahaan bergerak dan paham betul work life balance.
"Karena gen Z yang akan mendominasi angkatan kerja di masa depan—untuk semakin peka dan berani mengambil aksi nyata menindaklanjuti segala bentuk intoleransi yang mungkin mereka hadapi nanti," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.