"Untuk itu, perlu dibangkitkan kembali antibodi untuk memperkuat daya tahan tubuh terhadap kemungkinan varian baru yang muncul," tegas Laura.
Pada subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, memiliki gejala yang hampir sama dengan varian sebelumnya sesama Omicron. Namun, lebih ringan dari pada varian Delta.
Pada varian baru tersebut hingga kini kasus mengalami kenaikan namun masih dalam batas yang aman. Sementara kenaikan akibat kemunculan BA.4 atau BA.5 di Indonesia, hingga hari ini ditemukan sebagian besar sudah transmisi lokal.
Laura menyebut, hingga kini belum ada kematian yang disebabkan oleh virus Omicron BA.4 dan BA.5.
Baca juga: Unair Terima 1.925 Mahasiswa dari SBMPTN 2022, Ini Prodi Terketat
Namun Omicron BA.4 dan BA.5 ini memiliki severitas rendah, dan tidak ditemukan kematian. Di Afrika Selatan sudah mencapai puncak dari BA.4/BA.5. Tinggi puncak kasusnya sekitar 1/3 dari puncak Omicron BA.1.
"CRF cuma 5 per 100.000 kasus positif, dibandingkan dengan CFR pada subvarian sebelumnya yang 1-4 per seratus kasus positif," tandas Laura.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.