Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rohmatulloh
Dosen

Dosen Institut Agama Islam An Nur Lampung, Founder Komunitas Sekolah Sadar Energi

Menjadi Kreatif dengan Membiasakan Bertanya

Kompas.com - 25/05/2022, 12:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Membiasakan bertanya

Berpikir kreatif memerlukan pembiasaan untuk bertanya apa dan bagaimana agar selalu memiliki daya imajinasi yang tinggi, menyukai tantangan, mudah beradaptasi, dan selalu ingin mencoba hal baru.

Sejatinya proses pembiasaan bertanya harus dimulai sejak masa anak usia dini dari tahap internalisasi. Setiap individu melakukan proses belajar menanamkan pembiasaan dalam kepribadiannya yang diperlukan sepanjang hidupnya.

Walaupun tidak mudah, tetapi jika berhasil akan memudahkan proses belajar ke tahap selanjutnya, sosialisasi dan pembudayaan atau enkulturasi.

Jika belajar pembiasaan mampu dilakukan secara mandiri akan baik sekali. Tetapi jika tidak bisa, peserta didik dapat dibimbing rekan atau gurunya melalui kombinasi coaching dan mentoring.

Coaching merupakan merupakan pendekatan yang disarankan agar peserta didik yang melahirkan sendiri gagasan kreatifnya. Sementara coach hanya memberikan pertanyaan yang memberdayakan.

Empat lensa kreatif dan inovatif dapat dijadikan acuan untuk membiasakan bertanya.

Pertama, mempertanyakan paradigma (model, konsep, atau teori) yang sudah begitu kuat mengakar dan menjelajahi berbagai jawaban baru yang sangat tidak biasa atau konvensional.

Kedua, menyadari potensi masa depan berdasarkan perkembangan kontemporer sekaligus menggunakan trennya untuk melihat peluang baru.

Ketiga, memahami bahwa manusia memiliki kapasitas, keterampilan, passion, dan aset dengan cara memadukan dengan konteks baru.

Terakhir, memahami apa yang masyarakat rasakan ketidakpuasannya agar dapat menemukan solusi baru.

Empat lensa pertanyaan kreatif dan inovatif selanjutnya dapat dispesifikkan lagi dengan menggunakan aspek SCAMPER (Substitute, Combine, Adapt, Modify, Purpose, Eliminate and Reverse) untuk mengembangkan berbagai produk kreatif inovatif.

Berdasarkan pengalaman penulis memfasilitasi pembelajaran pelatihan berpikir kreatif dan inovatif, serta mengembangkan produk pembelajaran interaktif di masa pandemi, pencarian untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan pada seluruh aspek ini begitu banyak menguras energi, walaupun telah dilakukan secara berkelompok melalui brainwriting dan brainstroming. Nah inilah yang dinamakan proses pembiasaan.

Prose pembelajaran ini memerlukan waktu tidak singkat agar menjadi terbiasa. Mari kita biasakan bertanya dan menemukan solusinya agar tidak berhenti menjadi pemikir kreatif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com